Jumat, 19 Juli 2013

Kegagalan Diri Menciptakan Keamanan Merajalela

Rumah mewah dengan pagar tinggi dilengkapi dengan anjing penjaga sejenis herder, terrier, pit bull, dan buldog, masih disertai dengan satpam yang sangar dan siap mati sepertinya menjadi trend akhir-akhir ini. Orang-orang kaya beramai-ramai membuat rumah dan melengkapi rumah dengan piranti keamanan super ketat. Fenomena yang patut diamani, dan perlu menjadi refleksi mendalam bagi kita yang melihatnya: bahwa orang-orang yang tidak mampu mewujudkan rasa aman dalam dirinya dan keluarganya sudah mulai bermunculan.
Rumah mewah berpagar tinggi disertai satpam dan anjing penjaga merupakan sebuah cerminan manusia yang sudah tidak mampu lagi mewujudkan rasa aman di dalam dirinya. Rasa aman di dalam dirinya saja sudah tidak ada, bagaimana ia akan mampu mewujudkan rasa aman bagi keluarganya. Sayangnya, pagar dan tembok tinggi, anjing penjaga yang garang, dan penjaga yang siap mati pun tidak akan pernah mampu memberikan rasa aman bagi yang tinggal di dalam rumah tersebut. Yang ada hanyalah rasa semakin terkungkung tidak bisa menikmati dan memandang dunia luar dengan bebas, menjadi asosial karena oleh sebagian masyarakat dianggap sebagai orang yang 'tertutup', dan semakin jauh dari rasa aman karena semakin menarik rasa penasaran dari maling-maling (bahkan ada teori permalingan, semakin tinggi pagar/tembok rumah, maka semakin mewah/banyak barang yang bisa dimaling).
Sedikit menilik ke desa-desa, sangat jarang rumah di pedesaan yang memiliki pagar yang tinggi, apalagi penjaga yang garang. Mungkin beberapa punya anjing yang dibiarkan bebas berkeliaran di pekarangan. Rumah-rumah yang ada pun kebanyakan jendelanya tidak dilengkapi dengan teralis besi yang kokoh; hanya ada sehelai gordyn yang digunakan menutup jendela ketika malam tiba. Rata-rata penduduk desa mampu saling menciptakan rasa aman, terutama bagi keluarganya masing-masing, dan lebih luasnya lagi bagi seluruh penduduk desa dalam kehidupannya sehari-hari. Maka, tidak heran ketika melihat kehidupan masyarakat desa yang biasanya lebih segar, lebih sumringah, dan lebih akrab satu sama lainnya bila dibandingkan dengan kehidupan di perumahan-perumahan mewah. Di desa, antar tetangga saling mengenal, bahkan yang rumahnya jauh sekalipun. Di komplek mewah, jangankan tetangga selisih 2 rumah, tetangga sebelah rumah saja belum tentu saling mengenal.
Rasa aman itu diciptakan dari diri sendiri. Lengkap dengan segala macam hal yang pernah kita lakukan di masa lalu. Berbuat kebaikan di masa lalu, masa kini, dan masa depan adalah sebuah investasi jangka panjang. Kebaikan yang kita lakukan kepada semua orang membuat rasa aman di dalam diri kita sendiri. Ketika rasa aman dalam diri kita sendiri sudah terbentuk dan terjaga dengan baik, maka memberikan rasa aman kepada keluarga adalah suatu hal keharusan. Dengan membuat seseorang menjadi musuh atau memperlakukan orang lain tidak dengan semestinya pun sudah merupakan tabungan untuk membuat masa depan Anda menjadi tidak aman. Maka, hampir bisa dipastikan, jika Anda menemui rumah dengan pagar tinggi, penjaga yang garang, kadang disertai anjing yang seram biasanya pemilik rumah tersebut memiliki permasalahan, musuh, atau melakukan sesamanya dengan buruk di masa lalunya. Meskipun tidak 100% benar, namun mungkin demikian.
Memilih yang manakah Anda? Tinggal berdekatan dengan masyarakat dengan rumah dan pagar yang biasa-biasa saja namun bisa tercipta rasa aman dan saling melindungi, atau membangun rumah dengan tembok tinggi-tinggi dan penjaga yang sangar biar tetangga sekitar tidak ada yang mau mendekat tapi hidup selalu dipenuhi dengan ancaman dan ketakutan? Saya harap Anda semua memiliki yang pertama, demi kelangsungan sosia Anda yang lebih baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar