Jumat, 12 Juli 2013

Sopan Kepada Siapapun : Sebuah Pelajaran dari Pak Hansip Komplek

Cuaca di Terminal Bungurasih masih hujan rintik-rintik setelah sejak 3 jam sebelumnya hujan deras disertai angin. Waktu sudah menunjukkan pukul 01.05. Sepeda motor segera saya hidupkan, dan bergegas pulang ke kos di daerah Dharmahusada, 12 km dari terminal Bungurasih. Perjalanan lancar, meskipun sampai Taman Bungkul ternyata kering kerontang; Surabaya Kota tidak hujan sama sekali. Dari Dharmahusada lekas berbelok ke kanan masuk komplek Mojoklanggru. Dugaanku, pasti gerbang blok F sudah ditutup karena sudah lebih dari jam 12 malam. Apalagi cuaca tidak hujan. Ternyata benar, gerbang sudah dikunci. Langsung saya mencari satpam di blok sebelah, karena memang beliau biasa tidur di pos sebelah. Ternyata, beliau tengah standby di atas sepeda motornya di pinggir jalan dan langsung menanyai saya

"Mau kemana mas?"
"Oh, Blok F Pak. Saya mau ke Blok F"
"Sampeyan warga Galaxy bukan? (Perumahan Galaxy Bumi Permai, sebuah perumahan eksklusif di ujung Blok F ini)"
"Oh, bukan Pak, saya ngekos di nomer 6."

Ketika itu ada sebuah mobil berwarna hitam lewat dan nampaknya akan berbelok ke blok F juga.

"Sik ya mas, sebentar. Itu ada orang Galaxy. Biarin dulu aja Mas. Kami (tim keamanan kampung) agak nggak suka mas dengan warga Galaxy."

Kami bergerak perlahan ke depan Blok F. Dan Pak Hansip langsung menghampiri mobil tersebut. Si pengemudi, perempuan, mencak-mencak ke Pak Hansip karena gerbang ditutup. Dan Pak Hansip menjelaskan, kalau warga Galaxy kuncinya dibawa oleh satpam perum Galaxy sendiri. Meskipun sebenarnya Pak Hansip juga membawa kunci gerbang Blok F tersebut (untuk masuk perum Galaxy tersebut harus lewat gerbang Blok F dan gerbang perumahan Galaxy). Jadilah si pengemudi mengklakson keras-keras dan menyalakan dim agar satpam perumahan, yang berjarak 500 meter dari gerbang Blok F, mau datang dan membukakan gerbang tersebut.

Usut punya usut, setelah mengobrol beberapa saat dengan Pak Hansip, ternyata warga sekitar (termasuk perangkat RT), dan satpam perumahan tidak suka dengan tingkah laku para penghuni perumahan. Meskipun saya yakin bahwa itu pun sikap sebagian warga, bukan seluruh. Warga perumahan sangat sombong, angkuh, jarang menyapa, tidak menghargai, dan bahkan jarang berterima kasih, bahkan kepada hansip yang sekedar membukakan gerbang malam-malam. Salah satu penyulut kebencian itu berawal sekitar 2 bulan lalu, ketika warga di blok F non perumahan kehilangan mobil dan sistem keamanan lebih diperketat dengan pemberian gerbang baru yang ditutup mulai jam 00.00 sampai pukul 04.30. Namun, adanya sistem baru itu tidak ditanggapi baik oleh warga perumahan. Justru ada yang dengan arogansinya bahwa ia adalah anggota TNI, kemudian akan menyerang pihak keamanan kampung jika memang gerbangnya ditutup pada jam tertentu tersebut. Belum lagi arogansi dari penghuni perumahan lainnya yang selalu marah-marah ketika pulang lebih dari pukul 00.00 ketika gerbang sudah ditutup. Mereka merasa membayar jasa kemanan, tapi sayangnya pihak perumahan tidak mengurus jasa keamanan ke kampung.

Memang menjadi penghuni perumahan eksklusif adalah dambaan semua orang. Dianggap kaya, mapan, dan bisa melakukan semuanya sendiri. Bahkan, mungkin kalau mati pun tinggal menghubungi jasa pemakaman jenazah saja sudah tinggal 'ngglundhung'. Tapi, tentu sebaiknya hubungan dengan warga sekitar harus tetap dijalin. Mentang-mentang merasa kaya, kemudian merasa 'jijik' jika kumpul dengan warga sekitar (dan ini sudah menjadi sindrom orang-orang yang tinggal di perumahan). Jangankan berterima kasih, melempar senyum atau menyapa pun tidak pernah. Manusia sebagai manusia sosial, selalu akan butuh manusia lain. Siapapun itu, apapun itu. Memang dalam satu waktu, kita tidak membutuhkan orang tersebut. Tapi di kemudian hari, justru kita sangat membutuhkan orang tersebut. Waktu terus berjalan, dan segalanya bisa berbalik.

Melempar senyum, tegur sapa, bertingkah laku sopan dan menghargai orang lain, serta srawung (bergaul) menjadi pelajaran penting hari ini. Siapapun Anda, setinggi apapun derajad Anda, jika Anda bisa menjadi orang yang benar-benar 'manusia' dan 'memanusiakan manusia', nilai Anda lebih tinggi di mata masyarakat dibanding pejabat kelas manapun. Selamat dini hari, selamat sahur dan menunaikan ibadah puasa bagi yang menjalankannya, selamat beristirahat bagi yang akan mulai tidur.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar