Kamis, 05 Juli 2012

Dan Manusia Dikendalikan Oleh Mesin

".....Kamu bangun kesiangan karena alarmmu salah? Itu artinya kamu telah dikendalikan oleh mesin. Seharusnya kamu yang mengendalikan mesin. Akan jadi apa kamu?!"

Lebih kurang itu yang disampaikan oleh seorang guru saya yang menjadi seksi tata tertib ketika ospek di SMA. Beliau menyatakan demikian dengan tanpa tersenyum, justru dengan ekspresi sangat marah dan membentak. Saya, ketika itu masih culun dan belum tau apa-apa, kemudian juga marah karena saya merasa apa yang disampaikan guru saya tersebut sangat mengada-ada. Bukankah bangun dengan bantuan alarm itu biasa? Saya memandangnya, hari ini, sebagai sebuah perkara yang besar yang terjadi hari ini. Bukan sekedar mengenai alarm, namun hubungan manusia dan mesin.
Manusia, menurut berbagai kitab suci yang ada, adalah makhluk yang berhak menjadi pengendali atas segala sesuatu yang mati dan yang hidup di atas bumi. Manusia pun diberikan kewenangan untuk menggunakan daya ciptanya. Hingga terlahirlah berbagai alat yang berguna untuk mempermudah kinerja manusia. Alat itu dinamakan sebagai mesin. Pada intinya mesin adalah alat yang mempermudah kinerja manusia dan digerakkan atau difungsikan oleh manusia. Namun, hari ini semuanya telah berbalik bahwa mesin lah yang telah mengendalikan manusia. Sehingga, manusia menjadi mesinnya mesin.
Jaman dahulu, manusia dapat bangun tanpa menggunakan bantuan dari alarm. Bahkan, jaman dahulu belum ada alarm. Orang biasanya akan bangun ketika ayam jantan berkokok pagi hari, saat hari masih gelap, kemudian bangun dan menumbuk beras, memasak, hingga suara dentuman alu terdengar oleh warga seluruh desa dan seluruh warga desa bangun dan bersiap diri untuk memulai pagi tersebut. Hari ini, manusia tidak akan bangun kalau tidak distelkan alarm. Bila tidak ada alarm, ya maka akan bablass sampai entah kapan. Manusia dulu jika bepergian menggunakan apa saja yang ada di depan mata mereka. Ada sepeda onthel di rumah, maka mereka akan menggunakannya. Jika tidak ada sarana transportasi, maka mereka menggunakan kakinya kemana melangkah. Hari ini, anak muda, kalau tidak ada sepeda motor atau mobil tidak mau berangkat ke sekolah atau pergi ke antah berantah. Malu katanya, capek katanya, padahal tepat di depan rumahnya sering lalu lalang kendaraan umum. Begitu juga dengan menulis tugas yang hari ini 'harus' menggunakan komputer karena 'malas', hingga kelulusan seseorang ditentukan oleh mesin entah benar atau tidaknya mesin tersebut dalam membaca jawaban.
Fenomena ini menyedihkan dan tidak disadari oleh siapapun. Kita ketergantungan kepada mesin. Segala sesuatu yang bisa dilakukan manual, maka harus menjadi dilakukan secara otomatis karena mesin dan mesin. Dimanapun berada. Fenomena ini tidak bisa lepas dari budaya instan. Inginnya cepat. Inginnya gampang. Inginnya santai. Akhirnya kita dikendalikan oleh mesin. Tak hanya industri yang mengalami ketergantungan dengan mesin, institusi pendidikan pun kini mulai ketergantungan dengan mesin. Absen yang saat ini mulai full komputerisasi, pengelolaan nilai, pemasukan KRS dan pemunculan KHS. Dan hebohnya serta dengan pongahnya, berbagai institusi ini merasa bangga dengan hadirnya teknologi ini. Bukan bermaksud pesimistis apalagi menghujat, bahwa perlu diketahui bahwa validitas sebuah hal yang dikelola teknologi dapat mencapai 100% dalam kondisi aman. Namun, lebih seringnya teknologi ini mengalami crash hingga validitas tersebut akan menurun hingga 50% yang mengakibatkan salah interpretasi data, hingga menyebabkan ketidak lulusan orang yang bersangkutan.
Fenomena yang demikian ini sangat memprihatinkan, tatkala banyak manusia membangga-banggakan bahwa tempatnya bekerja telah berteknologi canggih padahal ia tidak tahu bahwa sebenarnya saat itu ia telah dikendalikan oleh mesin. Melihat ketidakarifan manusia dalam mengendalikan mesin ini, maka saya menjadi iba dan kembali tidak respek terhadap segala penggunaan mesin dalam kehidupan sehari-hari. Teknologi itu baik, namun ketika Anda dikendalikan oleh mesin, sebaiknya memang roh Anda dicabut dan diisikan dengan mesin. Karena dengan dikendalikan oleh mesin, maka Anda memiliki derajat yang sama dengan robot yang tak punya roh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar