Kamis, 12 Januari 2012

BBF: Benar-Benar Freak

Mengingat masa lalu adalah hal yang menyenangkan. Lebih-lebih kalau masa lalu yang sebenarnya, konyol, menjadi semakin lucu kalau diingat-ingat terus. Terutama pengalaman saya ini sebagai seorang Bismania yang tergolong baru, tahun 2009, ketika forum waktu itu masih freak melakukan touring dengan bis jarak jauh. Saya pun tidak mau kalah dengan touring 1 hari: Jogja-Purwokerto-Cirebon-Tegal-Semarang-Jogja.
Hari itu adalah hari Senin sekitar bulan Januari 2009. Saya masih ingat betul bahwa ketika itu saya baru saja pulang dari Live In di Wonogiri. Kebetulan hari Minggu sore baru sampai Jogja, dan hari Senin adalah tanggal merah. Saya sejak lama ingin touring ke Cirebon dengan bis, karena menurut beberapa issu, terminal Harjamukti Cirebon dipenuhi orang-orang yang keras dan pemalak. Saya penasaran dan ingin kesana (lha ini sudah aneh, mungkin otak saya terbalik kala itu -..-). Karena Senin libur, dan selasa masuk pagi tapi tidak ada kegiatan berat, maka saya memutuskan berangkat ke Cirebon hari Senin pagi. Jalur yang saya pilih membentuk rute sirkuler: Jogja-->Purwokerto-->Cirebon via Prupuk-->Semarang-->Jogja. Jogja-Purwokerto sejak awal saya rencanakan dengan Patas Efisiensi (waktu tempuh max 3,5 jam). Purwokerto-Cirebon saya rencanakan dengan PO Goodwill dengan waktu tempuh 4 jam, Cirebon-Semarang dengan PO Nusantara dengan waktu tempuh 5 jam, dan terakhir Semarang-Jogja dengan bis bumel Trisakti/Sumber Waras dengan waktu tempuh 2,5 jam. Jadi total sekitar 15 jam. Estimasi waktu itu jam 8 berangkat, jam 23 sudah masuk rumah lagi. Karena tidak sampai memakan hari, maka saya ijin ke orang tua pun hanya akan pergi ke Solo (bohong itu tidak baik).
Akhirnya, jam 7 pagi saya berangkat ke terminal. Perjalanan dari rumah ke terminal Giwangan lebih kurang 30 menit. Begitu parkir langsung masuk ke pemberangkatan Purwokerto. Kebetulan ketika itu bis paling pagi adalah Efisiensi jam 08.00. Akhirnya, saya memutuskan naik bis tersebut dan mendapat duduk di belakang sopir persis. Kebetulan bis tersebut bermesin Hino RG1JSKA yang menurut banyak orang mesin terbaik di masanya, dengan body Adiputro New Setra RCE. Jam 08.00 tepat bis berangkat dan mengangkut penumpang dahulu di daerah Ambarketawang, Gamping. Kemudian perjalanan dilanjutkan. Petaka dimulai dari sini. Seharusnya, pukul 11.00 bis sudah masuk Kabupaten Purwokerto. Ternyata, pukul 11.00 bis baru saja masuk Kabupaten Kebumen. Artinya bis berjalan sangat pelan. Kecepatan tidak pernah lebih dari 80 km/jam padahal jalanan sepi. Pada akhirnya, pukul 13.30 baru masuk Terminal Purwokerto. Sampai terminal, saya langsung bimbang. Harus melanjutkan perjalanan ke Cirebon atau langsung ke Semarang karena waktu itu telah terparkir bis PO Nusantara Patas Semarang bermesin Volvo B7R (idaman banyak orang waktu itu karena jumlah terbatas) Karoseri Adiputro New Setra RCE. Akhirnya, tanpa pikir panjang, saya menuju ke bis-bis Jakartaan via Cirebon. Waktu itu ada Dedy Jaya Purwokerto-Slawi-Jakarta. Ternyata bis penuh dan tidak masuk Cirebon (via tol). Akhirnya, dengan berat hati saya naik bumel Purwokerto-Tegal-Cirebon yang terparkir saat itu. Ada seonggok armada Sami Djaja (yang menurut banyak orang bis bencana tapi menyelamatkan, terutama yang pulang kemalaman) Purwokerto-Tegal-Cirebon-Bandung (trayeknya aneh banget. Muter-muter) bermesin Mitsubishi dengan shock sekeras batu. Begitu naik, oleh calonya langsung ditariki bayar. Saya langsung bayar cirebon. Ini malapetaka kedua bagi saya karena bis baru berangkat jam 14.15. Bis berjalan kebut-kebutan seolah-olah nyawa itu harganya hanya setara tiket Purwokerto-Cirebon yakni Rp 35.000,00. Bahkan ketika menyalip truk di daerah Slawi, ketika jalan  di kanan adalah jurang, bis sempat keluar jalur paling kanan, sedikit banting kanan, dan banting kiri lagi. 
Pukul 16.55, bis baru masuk Kota Tegal. Saya bertanya kalau ke Cirebon ternyata masih butuh waktu paling cepat 2 jam. Artinya jam 19.00 baru masuk Cirebon. Akhirnya, daripada kemalaman, saya memilih turun Tegal dan memutuskan pulang ke arah barat. Saya diberi tahu untuk menggunakan bis PO Coyo agar bisa sampai ke Semarang dengan selamat tanpa oper. Tanpa pikir panjang, di depan Supermarket Sampurna Tegal (orang Tegal pasti tahu) saya naik PO Coyo Tegal-Semarang ekonomi bermesin Hino AK3HR dengan body hydrochepalus (gak tau namanya). Bis berjalan puuueeellllaaaann sekali sampai hampir keluar Kota Tegal. Nusantara Patas Tegal-Semarang, Nusantara Patas Cirebon-Semarang, Sumba Putra Merak-Pacitan pagi, dan beberapa bis malam menyelip bis yang saya naiki ini. Kepasrahan saya hanya semoga benar-benar tidak oper ke bis lain. Sehingga jam 20.00 sudah bisa masuk Terboyo Semarang. 
Malapetaka kesekian kalinya (dasarnya apes plus nekat), sampai Terminal Pekalongan, ternyata benar. Saya dan penumpang lain dioper ke, lagi-lagi, PO Sami Djaja bermesin Hino AK3HR body abal-abal. Kali ini yang trayek Bandung-Cirebon-Semarang-Solo. Dan ironisnya, penumpang kanan kiri saya ini ada yang turun Surabaya, Solo, Klaten, semuanya diangkut oleh bis ini, meskipun bis ini terakhir hanya di Semarang. Saya hanya kena tambahan 2 ribu saja untuk sampai Semarang. Meskipun tidak ngebut, harapan terakhir saya adalah tidak dioper lagi. Kalaupun tidak dioper, toh sampai terminal Semarang sudah pukul 22.00. 
Keberuntungan menghampiri saya. Pukul 21.40 bis sudah sampai di Terboyo dan saya segera bertanya orang sekitar mengenai bis ke Jogja. Ternyata sudah habis 1 jam yang lalu. Ini artinya saya harus ke Solo dulu untuk bisa menuju Jogja. Dan setahu saya bis Semarang-Solo habis pukul 21.00 dan mulai lagi pagi pukul 04.00 (waktu itu. Kalau sekarang sudah hampir 24 jam). Untungnya, ada PO Sumber Kencono. Waktu itu bis ini baru sekitar 1 tahun membuka trayek Surabaya-Solo-Semarang dengan armada-armada terbarunya. Akhirnya, saya memberanikan diri naik Sumber Kencono untuk jarak lumayan jauh. Ketika itu armada yang tersedia adalah Sumber Kencono W 6474 UN (armada lama) Hino AK3HR dengan body Laksana Panorama DX. Driver kalau tidak salah asalnya dari Kediri (kalau tidak salah juga, sekarang jadi driver di Harapan Jaya ATB Surabaya-Trenggalek). Awal perjalanan bis melaju sangat pelan karena melewati dalam kota Semarang, seperti Jalan Ronggowarsito, daerah Gombel, kemudian mulai masuk via Tol Tembalang karena peraturannya memang demikian. Begitu masuk tol, langsung sopir utama yang beraksi. Bis langsung melaju sangat kencang. Batin saya, saya beruntung dapat bis yang kencang. Jadi bisa kejar target. Sampai daerah Bawen hingga menjelang Boyolali, dalam menyalip kendaraan tidak tanggung-tanggung. Biasanya yang diselip hanya 1-4 truk saja. Kali ini, 11-13 truk dilibas langsung. Tak peduli tikungan, pokoknya tetap ambil lajur kanan. Sampai sekarang, rekor menyelip 11-13 truk ini masih belum terpecahkan, baik oleh PO manapun yang pernah saya naiki. Ketika itu, sesekali saya menutup wajah saking takutnya. Jalanan jelek sepanjang lingkar timur Boyolali pun dilibas dengan kecepatan sangat tinggi.
Pukul 00.00 bis sudah masuk terminal Tirtonadi Solo. Total perjalanan saya hitung hanya 1 jam 15 menit saja untuk Semarang-Solo (tahun 2011 saya naik Sumber Kencono lagi, Solo-Semarang hanya mampu 1 jam 30 menit saja. Tidak bisa lebih cepat). Saya segera bergegas mencari bis jurusan Jogja. Untung langsung dapat dan saya segera naik. Sampai Klaten, saya sudah ditelpon orang tua karena sudah jam 01.00 belum kembali ke rumah juga. Ketika itu saya beralasan masih di terminal dan akan segera perjalanan ke rumah.
Pukul 01.15 saya resmi masuk Terminal Jogjakarta. Langsung ambil sepeda motor dan bergegas ke rumah. Pukul 01.30, saya sudah berada di rumah dan segera tidur. Yang tidak habis pikir adalah sekali trip tersebut saya menghabiskan dana Rp 150.000,00 yang saya kumpulkan 3 bulan demi kegilaan saya ini, saya mengalami banyak hal selama perjalanan, dan yang lebih gila lagi adalah esok paginya, saya harus sekolah dan berangkat pagi pukul 06.30 karena teringat ada janjian dengan teman. Dan yang lebih konyol lagi adalah, saya menjalani semuanya ini sendirian, hanya seorang diri ditemani sebuah tas ransel kecil dan sebotol Mizone.

2 komentar:

  1. 1 Jam 15 Menit? masa si ya hihi, prasaan kecepeten

    BalasHapus
  2. tadinya search waktu tempuh Purwokerto-Jogja pake efisiensi gara gara mau ikut Utul UGM besok tgl 5 di Jogja malah nemu ginian :'v gila,itu muter muter ngga nyampe 24 jam ya berarti??

    BalasHapus