Senin, 09 Januari 2012

Agama: Isu Serenyah Krupuk Petis

Masih membahas mengenai agama. Sebenarnya sangat sensitif menulis tentang agama, bahkan sangat saya hindari. Tapi, terkadang geli juga melihat kenyataan yang sering terjadi.
Sering kita jumpai bahwa masing-masing agama bahkan masing-masing aliran menyombongkan dirinya sendiri sebagai aliran atau agama yang terbaik. Agama yang terbaik itu, definisi mereka, mampu membawa umat manusia ke dalam kebenaran, kebaikan, dan kebajikan yang tentu akan membawa manusia tersebut kepada Tuhannya. Tak hanya antar agama yang berebut pengaruh untuk menjadi yang terbaik. Aliran-aliran dalam agama, yang saya sangat yakin setiap agama punya aliran-alirannya sendiri, juga membangga-banggakan dirinya  untuk menjadi yang terbaik. Kemudian, melihat fenomena ini saya melihat bahwa kemudian agama, terutama di Indonesia (tidak tahu di negara lainnya bagaimana), menjadi komoditas seolah-olah agama itu politik. Semuanya berebut menjadi nomor satu, menjadi yang terbaik. Lantas, kalau sudah menjadi nomor satu, kemudian dapat piala? atau dapat surga?
Sebenarnya konyol jika melihat hal-hal semacam itu. Justru persaingan semacam itu dapat menjauhkan diri dari Tuhan. Ibaratnya agama dan aliran itu hanya sebagai parpol. Berebut mencari massa, kemudian setelah massanya paling banyak si pemimpin akan berkata, "Akulah yang nomor satu!" Kemudian apa esensinya? Tindakan-tindakan demikian justru tanpa kita sadari menjauhkan diri dari Tuhan. Nilai-nilai yang ditanamkan sebagai sebuah kata 'AGAMA' menjadi luntur, hilang, dan punah dan ini perlu menjadi perhatian kita semua. Agama, sebuah kata yang berasal dari bahasa latin yang lebih kurang tersusun dari kata 'a' yang berarti tidak dan 'gamo' yang berarti kacau, yang secara keseluruhan berarti tidak kacau. Agama, seharusnya mampu membuat kekacauan itu tidak terjadi lagi. Kalau demikian, agama tidaklah menjadi agama lagi, melainkan hanya sekedar embel-embel kendaraan untuk mencapai kekuasaan. Yang salah siapa? Kita tidak bisa menyalahkan Tuhan masing-masing agama, menyalahkan kitabnya, atau ajarannya. Semua agama itu baik, bahkan sangat baik. Tentu yang salah adalah manusianya! 
Persaingan demikian ini juga pasti menimbulkan perasaan untuk membenci satu sama lain. Tentu ini juga sudah menghindari segala hakikat yang ditanamkan dalam semua agama, bahwa perlunya menjaga kerukunan antar umat yang seagama dan antar umat beragama. Ini akan membawa ke surga? Justru yang terjadi adalah bumi yang akan menjadi neraka karena perang pengaruh yang tak berujung ini.
Lantas, bagaimana seharusnya? Kawan, agama itu tidak perlu diperdebatkan. Agama tidak perlu mencari pengaruh karena agama itu bukan politik, bukan juga parpol. Agama itu hanya ada di dalam hati. Agama itu perkara kepercayaan, bukan perkara paksaan. Ketika ada orang yang mencoba memperdebatkan sebuah agama dengan tujuan tertentu, maka itu saja sudah menghindarkan diri dari hakikat agama. Maka, bersikaplah yang baik dan sopan. Jangan memicu perpecahan antar agama. Jangan berburuk sangka karena semua agama itu baik. Agama adalah sumbu mesiu yang sangat mudah disulut di negri ini. janganlah sekali-kali menimbulkan api itu. Agama Anda cukup disimpan dalam hati Anda dan tidak perlu diumbar-umbar, dan katakan bahwa ya, memang Anda percaya akan segala yang diajarkan oleh Tuhan dalam agama Anda. Dan wujudkan kepercayaan itu dalam kehidupan Anda sehari-hari untuk menuju kualitas hidup yang lebih baik tanpa konflik yang membahayakan diri Anda dan kehidupan sahabat, saudara, dan handai taulan Anda. Ad Maiorem Dei Gloriam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar