Sabtu, 06 November 2010

SDN POGUNGREJO 18.00

Sore itu jalanan masuk ke komplek SD Pogungrejo masih basah dan berlumpur. Bisa dibilang banjir malahan. Kebanyakan orang yang melewati jalan itu harus menyingsingkan celananya dan berjalan sembari jinjit. Sepeda motor terparkir di depan ruang-ruang kelas yang kusam dan berdebu karena hujan abu beberapa waktu lalu. riuh rendah orang bercakap dan bercengkerama di tempat yang mini itu.
Itulah gambaran kecil ketika datang ke tempat pengungsian di SDN Pogungrejo. Tak ada yang spesial disana. Suasana sangat mencekam. Suram, tak seperti biasanya. Orang bercakap-cakap mengenai kekhawatiran terhadap kondisi rumah mereka. Kakek kakek renta berjalan di dekat kami membopong cucunya yang masih balita. Kelas-kelas yang tadinya cukup kondusif untuk belajar menjadi penuh sesak oleh para pengungsi. Setidaknya ada 1000 pengungsi di tempat ini. Sangat beruntung masyarakat sekitar merelakan diri untuk memenuhi sedikit kebutuhan pengungsi, terutama berkaitan dengan masalah perut.
Seribu manusia itu masih terus mengambang nasibnya. Tak tahu kapan bencana ini akan berakhir. Tak tahu kapan bisa kembali empuknya kasur di rumah, hangatnya kebersamaan keluarga di rumah, dan sensasi memelihara ternak dan mengolah kebun. Semuanya akan bimbang di tempat ini sampai saat untuk kembali diumumkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar