Jumat, 05 November 2010

IRONI MERAPI

Jumat hampir tengah malam, tepatnya pukul 21.45 saya turun dari bus yang mengantar saya dan segera bertemu dengan kedua orang tua saya yang menjemput saya. Kebetulan kakak saya masih sibuk di posko gereja.
Ada banyak cerita yang disajikan. Mulai dari cerita kemarin malam, sampai 5 jam sebelum kedatangan saya. Kemarin malam, saat Merapi kembali meletus, suara gemuruh itu benar-benar terdengar di rumah saya. Sangat keras katanya hingga memunculkan getaran yang membuat kaca dan pintu bergetar. Peristiwa ini kemudian diikuti hujan pasir dan diakhiri hujan abu. Cerita lain lagi dari Paroki Banyu Temumpang, Magelang yang berjarak hanya beberapa kilometer dari puncak Merapi. Menurut informasi, saat Merapi meletus terus-terusan, kaca jendela dan pintu gereja tak henti-hentinya bergetar.
Malam ini juga, di rumah saya, saya mendengar suara gemuruh seperti bebatuan besar menggelinding di sungai dan membentur batu-batu yang lainnya. Suasananya menjadi mencekam, semua warga kampung ada di luar rumah berjaga-jaga. Sayang, puncak merapi mendung malam ini, sehingga pijaran lava tidak nampak. Sungguh, ini merupakan hari-hari paling mencekam di jogja akibat letusan gunung Merapi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar