Minggu, 17 Oktober 2010

BANCI KRITIS

Image yang muncul pertama kali adalah sesosok banci (bisa diartikan waria, atau mungkin orang mengartikan kata 'banci' sebagai seseorang yang memiliki mental lemah) yang sudah sangat parah. Namun bukan itu maksud dari tulisan ini.
BaNCi Kritis adalah sebuah sikap yang perlu dilaksanakan dalam membaca setiap jenis karya tulis. Baik itu opini, cerpen, puisi, artikel, dll. BaNCi Kritis sendiri adalah kependekan dari Baca, Nikmati, Cermati, dan Kritisi. Dengan membaca, kita menjadi lebih tahu. Dari tidak tahu menjadi tahu, dari tahu menjadi lebih mengerti, dari mengerti menjadi lebih mendalami. Artinya, dengan membaca, kita akan menjadi pribadi X+1, artinya selalu memiliki kelebihan dibanding dengan pribadi yang lainnya.
Nikmati. Seperti ketika sedang memakan makanan yang sangat enak, namun porsinya sangat sedikit. Begitu juga dengan membaca. Nikmati isinya. Menikmati artinya merasakan dengan hati yang terdalam. Dengan ini, maka esensi dari tulisan dan emosi dari penulis akan lebih terasa di hati. Dan dengan ini pula, harapan penulis agar pesannya melalui tulisan tersebut bisa tercapai. Anggaplah membaca sebuah tulisan itu sama dengan ketika kita menikmati sebuah minuman atau makanan yang sangat lezat.
Cermati. Adalah proses mencermati. Bisa jadi mencermati idealisme/ciri khas penulis, maksud penulis, termasuk dalam golongan apa tulisan tersebut, atau bahkan mencermati penulisan-penulisan yang salah. Dengan mencermati ini akan melatih ketajaman otak dan hari. Karena dengan mencermati, kita bisa menjadi lebih mendalami dan memahami.
Kritisi. Mengkritisi tulisan yang telah dibaca. Setiap tulisan yang ditulis dengan baik pasti berguna. Tulisan akan menjadi sampah (atau HOAX bagi kalangan kaskuser) tatkala tulisan itu tidak berguna dan tidak ada esensinya sama sekali (bisa jadi kebohongan belaka, sangat menyudutkan satu pihak, atau bahkan hanya berisi ejekan-ejekan tidak penting lengkap dengan bahasa yang sangat alay, berbelit-belit dan tidak bertujuan).
Jadi, sekarang sudah saatnya bahwa generasi muda bukanlah lagi generasi penerus. Melainkan, generasi muda saat ini harus mampu menjadi Generasi Pembaharu. Mari, biasakan sikap BaNCi Kritis ini untuk meningkatkan sikap kritis masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar