Jumat, 17 Agustus 2012

Catatan Untuk Indonesia Merdeka

Sebelum hari berpindah tanggal menjadi 18 Agustus, sebelum ayam berkokok dan mentari kembali bersinar, tulisan ini saya buat untuk Indonesia, yang telah 67 Tahun 'merdeka' ini. Segala dedikasi saya, untuk Indonesia. Jayalah Indonesia!!

Sudah 67 tahun kita merdeka dari Belanda dan Jepang, serta penjajah-penjajah lainnya. Segala kekuatan telah dikerahkan oleh para pendahulu kita untuk memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Memperjuangkan mengingat pada proses sebelum 17 Agustus, dan mempertahankan mengingat segala proses yang terjadi setelah tanggal 17 Agustus hingga negara ini benar-benar memperoleh pengakuan di mata dunia. Kita memang sudah merdeka dari negara-negara penjajah. Kita sangat beruntung bisa tinggal di negri yang bukan persemakmuran, bukan masih dalam taraf 'dijajah'. Namun, benarkah kita hari ini telah benar-benar merdeka dari penjajahan?
Penjajahan masa kini bukan lagi dalam bentuk kolonialisme. Penjajahan hari ini adalah bentuk yang tidak terlihat, enak untuk dilaksanakan, dan secara perlahan merusak apa yang telah diperjuangkan untuk dapat berdiri tegak oleh pahlawan kita. Mulai dari hal yang sederhana saja, Bahasa Inggris. Pernahkah kita merasa bahwa Bahasa Inggris ini adalah sebuah penjajahan yang sepele, namun dampaknya sangat berarti? Bukan berarti karena saya tidak bisa bahasa Inggris kemudian mengatakan ini sebagai penjajahan. Hari ini, kita seolah-olah diwajibkan untuk bisa berbahasa Inggris dengan baik. Ibaratnya jika tidak bisa berbahasa Inggris, maka tidak bisa go international. Kemudian setiap orang yang latah, dan kebanyakan orang Indonesia adalah orang yang latah, sibuk kesana kemari untuk belajar bahasa Inggris. Anak masih kecil saja sudah boro-boro dikursuskan bahasa Inggris. Akibatnya adalah kemampuan untuk mengenal dan memahami bahasa daerah semakin berkurang. Boleh di cek di kalangan anak-anak sekarang, jika diminta berbicara bahasa Inggris, akan langsung ngowos (ngoceh). Tapi, ketika diminta berbicara bahasa daerahnya, maka akan lolak-lolok tidak paham. Boro-boro memahami dan sekedar tahu budaya daerahnya sendiri, lha wong bahasa daerah sendiri saya tidak paham. Ini akan berdampak buruk kepada kekayaan budaya sendiri. Indonesia akan menjadi negara yang keminggris, namun kehilangan budaya-budaya lokal yang menjadi keunikan tersendiri bagi Indonesia. Keadaan ini lebih diperparah dengan pendidikan dasar yang lebih mengutamakan penggunaan bahasa Inggris ketimbang memberikan pelajaran mengenai budaya daerah setempat.
Ini hanya satu kisah penjajahan masa kini. Belum lagi ketergantungan kepada kedelai impor, dan barang barang impor lainnya, belum lagi dunia industri kita yang ternyata isinya adalah perusahaan-perusahaan luar semuanya.
Yang terpenting hari ini bukanlah bagaimana kita harus bersenjatakan bambu runcing dan pistol untuk tetap mempertahankan dan mengisi kemerdekaan Indonesia ini. Yang ada di benak pikiran kita hari ini adalah seharusnya bagaimana cara membuat pahlawan-pahlawan kita sebelumnya, kakek nenek ayah ibu kita, untuk tidak bersedih melihat keadaan ini. Ayah dan ibu kita pun juga pahlawan, karena dengan caranya sendiri telah turut mengisi dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia, dan kemerdekaan kita. Senjata yang perlu dibawa hari ini hanyalah rasa bangga dan rasa ikhlas dalam mengabdi. Bangga karena menjadi Indonesia yang kaya akan kekayaan alam ini dan kekayaan budaya ini, yang mana kelak akan menjadi keunikan dan manfaat sendiri bagi bangsa ini. Rasa ikhlas dalam mengabdi untuk Indonesia Raya, dalam bentuk pekerjaan macam apapun itu. Selama ada rasa ikhlas untuk terus membangun peradaban Indonesia ini, disitulah Anda telah membantu mempertahankan dan mengisi kemerdekaan ini. Sepintar apapun Anda, sehebat apapun Anda, Anda dilahirkan di bumi Indonesia, maka memang selayaknya dan etisnya juga turut membesarkan nama Indonesia. Dalam bahasa kasarnya, sudah makan dan minum dari tanah Indonesia kok malah memberi nafkah negara lainnya. Bagi saya, lahir dan besar di Indonesia, pintar dan cerdas di Indonesia, tapi bekerja untuk dan di negara lain adalah sebuah pengkhianatan terbesar sepanjang sejarah. Maka, dengan keunikan Anda masing-masing, dengan keahlian Anda masing-masing, kita wujudkan Indonesia benar-benar menjadi rumah idaman yang nyaman bagi kita semua.

Dirgahayu Indonesiaku, Jayalah Jaya Indonesia!!!

Tidak harus dengan nyawamu kamu mengisi kemerdekaan bangsa ini. Hanya dengan rasa bangga dan rasa memiliki Indonesia ini saja sudah sangat lebih berharga daripada sebilah clurit pada hari ini -HMDN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar