Minggu, 24 April 2011

Paskah, Momentum Untuk Bangkit

Baru kemarin Paskah berlalu. Setidaknya, saya merasa tulisan yang saya buat ini terlambat sehari. Tapi, esensi dari tulisan ini tetap sama : refleksi hari raya Paskah yang dilaksanakan oleh semua orang Kristen dan Katolik.
Masih terlintas dengan jelas Paskah tahun 2010. Paskah adalah serangkaian acara keagamaan yang durasinya lebih kurang 43 hari. Diawali dengan Rabu Abu, pemberkatan abu kepada umat Katolik, kemudian diikuti puasa dan pantang selama 40 hari, kemudian dilanjutkan dengan Minggu Palma, penyambutan Yesus Kristus di gerbang Yerusalem, kemudian dilanjutkan dengan Kamis Putih, perjamuan terakhir, Jumat Agung (Wafat Yesus Kristus di Salib), Sabtu Suci, dan ditutup dengan Minggu Paskah. Masa-masa khusyuk saya terganggu oleh adanya Ujian Nasional yang kebetulan dilaksanakan tepat 14 hari sebelum Minggu Paskah. Saya tidak membayangkan adik-adik saya yang harus ujian di masa-masa Paskah ini. Ketika itu, saya harus bergelut dengan banyak sekali hal. Yang pertama yang paling memberatkan adalah Ujian Nasional. Disusul kemudian Ujian Masuk UGM yang dilaksanakan tanggal 28 Maret 2010 (Paskah saat itu tanggal 4 April 2010). Tanggal 28-31 Maret 2010 langsung disusul Ujian Praktek. Dan tepat tanggal 4 April 2010 saya harus ujian masuk di Universitas Diponegoro Semarang. Sehingga, malam Paskah saya hanya merayakan ekaristi Bahasa Jawa dan kemudian berangkat ke Semarang untuk melaksanakan ujian (ujian masuk ketika itu dimulai pukul 07.00, sehingga malam itu saya harus berada di Semarang). Benar-benar masa yang berat bagi saya untuk tidak bisa melaksanakan Paskah tahun 2010.
Tapi, momen Paskah 2010 itu benar-benar membawa sebuah momen kebangkitan bagi saya. Kebangkitan Yesus kala itu membuat saya benar-benar terinspirasi. Yesus bangkit dari segala macam cobaan bahkan siksaan. Mengapa saya tidak bisa bangkit dari cobaan dan siksaan, dalam hal ini siksaan untuk memacu saya agar bisa mencapai mimpi saya? Tentu saya harus bisa. Kemudian, saya menghubungkan dengan tema Paskah 2011, Inilah Orang Katolik Sejati, yang merujuk pada Yesus Kristus, seseorang yang rela sengsara, bangkit dari cobaan yang menderanya dan menjadi berkat serta teladan bagi orang Katolik saat ini dan selama-lamanya. Saya Katolik, dan saya harus meneladan Yesus Kristus. Saya dicobai, saya disiksa, saya diberi tanggungan yang banyak oleh Yesus sendiri. Maka, saya harus menjalaninya, bukan melewatinya, dengan suka hati. 
Akhir kata, Paskah bukan sekedar sebuah momen untuk kembali berfoya-foya merayakan sebuah momen keagamaan. Melainkan sebuah momentum untuk kembali merasakan dan mengingat kembali siapa kita dan siapa Yesus. Sebuah momentum yang mengembalikan kita semua kepada ke-Katolik-an sejati : rela berkorban bagi sesama. Ingatlah pula, bahwa Yesus bangkit pun tidak hanya untuk diri-Nya sendiri, melainkan untuk sebuah penebusan. Penebusan itu tidak hanya dibayar dengan uang. Mungkin, kalau penebusan jaman sekarang cukup dibayar dengan uang saja. Tapi, Yesus membayar dengan luka, dengan darah, dan dengan kesakitanNya. Mari kita rayakan Paskah ini, dan kembali ke hakikat kita sebagai orang Katolik sejati.

Selamat Paskah  2011. Berkah Dalem Gusti.

Kita telah disiram air jernih oleh Yesus, kita juga telah diberikan roh baru. Mari kita karyakan seluruh tenaga dan upaya kita, bagi Tuhan dan bangsaku. Ad Maiorem Dei Gloriam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar