Rabu, 09 Maret 2011

Prapaskah, Saatnya Berserah

Tidak terasa Rabu Abu sudah tiba. Benar-benar tidak terasa, terutama bagi orang yang tinggal jauh di perantauan. Ini artinya masa Prapaskah sudah tiba dan 40 hari lagi sudah akan tiba Paskah, masa dimana Tuhan Yesus akan menebus dosa kita dan menyelamatkan kita dari segala dosa yang telah kita lakukan.
Masa Prapaskah ini merupakan masa yang penting bagi umat Katolik, dan mungkin juga umat Kristen. Masa Prapaskah sering juga disebut sebagai masa ber-APP. APP sendiri merupakan Aksi Puasa Pembangunan. Yakni sebuah tindakan bermatiraga, dan hasil bermatiraga itu bisa digunakan untuk pembangunan. Pembangunan dalam arti luas. Bisa jadi pembangunan iman, mental, spiritual, atau pembangunan fisik, misal menyisihkan sedikit uang jajan untuk menyumbang pembangunan gereja. Setidaknya, selama masa Prapaskah ini, sebagai umat Katolik, terutama yang sudah berusia 17 tahun keatas diwajibkan berpuasa ketika Rabu Abu dan Jumat Agung serta mengambil pantang pada hari Jumat, ditambah hari lainnya bila ingin menambah ritme berpantang.
Kenapa pantang bukan puasa 40 hari penuh? Sebenarnya gereja hanya mewajibkan puasa selama 2 hari utama. Yakni ketika Rabu Abu sebagai awal Prapaskah, dan Jumat Agung sebagai puncak dari segalanya yakni wafatnya Yesus Kristus. Dan dalam puasa ini, sejauh saya tahu, merupakan puasa 24 jam penuh. Jadi puasa dimulai pukul 00.00 dan akan berakhir pukul 24.00. Sedangkan pantang merupakan suatu kegiatan bermatiraga menahan hawa nafsu kita. Pantang tentunya bisa bermacam-macam dan selayaknya berisi niatan baik untuk memperbaiki diri. Misalnya pantang merokok, pantang berkata jorok, pantang jajan, pantang makan daging, pantang gula, pantang garam, dan lain sebagainya. Kegiatan pantang ini hanya wajib dilaksanakan pada saat hari Jumat saja. Selebihnya, dipersilakan mengambil keputusan secara pribadi. Pantang ini juga sebagai salah satu sarana pembelajaran bila mungkin suatu ketika kita memang 'harus' pantang gula karena terlanjut terkena diabetes mellitus. Pada intinya, pantang ini melatih kita menahan hawa nafsu.
Hanya pantang saja? Tidak juga. Percuma saja kalau hanya pantang selama 7 hari penuh sekalipun atau berpuasa bermatiraga selama 7 hari penuh. Perlu adanya perubahan sikap dalam hidup bermasyarakat ataupun menggereja. Menjadi rendah hati itulah yang utama. Mampu menahan hawa nafsu yang ditimbulkan oleh diri sendiri dan mampu mengatur mana yang penting dan mana yang tidak penting.
Akhir kata, semoga Prapaskah tahun ini bisa membawa hal-hal yang bermakna. Pertobatan tidak diberikan secara cuma-cuma. Melainkan harus melalui beratus-ratus cambukan dan beribu-ribu butir darah Yesus terjatuh sia-sia di jalanan. Mari kita sambut Paskah ini dengan hati yang bersih, penuh rasa ikhlas, dan tidak lupa berderma bagi sesama yang membutuhkan. Ad Maiorem Dei Gloriam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar