Sabtu, 18 Desember 2010

MENGGUGAT MAKNA NATAL MASA KINI

Natal, adalah sebuah saat yang sangat indah bagi umat Kristen dan Katolik yang merayakannya. Namun, sudah sejak lama terjadi sebuah disorientasi makna natal. Semula Natal yang selalu identik dengan kesahajaan, kemudian berubah makna dengan arti kemewahan, hura-hura, dan penuh budaya barat.
Kemudian banyak orang menyalahartikan bahwa Natal, bahkan ketika Yesus lahir, disekelilingnya dipenuhi oleh salju. Ini sebenarnya adalah dampak dari budaya barat yang telah mendominasi peradaban dunia. Yesus sendiri dilahirkan di daerah Timur Tengah, dimana sejak jaman dahulu kala daerah tersebut tidak pernah diselimuti salju. Juga adanya Santa Claus atau dalam bahasa Belanda Sinter Claass. Itu juga pengaruh budaya barat.
Yang perlu digugat lebih jauh adalah permasalahan pandangan masyarakat, bahwa Natal selalu identik dengan kado yang melimpah. Tentu ini tidak memiliki makna apa-apa selain pemborosan. Ini sangat jauh dari esensi Natal yang sesungguhnya. Natal, saat dimana Yesus dilahirkan. Jika mencermati dengan seksama, bahwa Yesus dilahirkan di sebuah tempat yang sederhana. Di sebuah kandang domba, hanya beralaskan kain lampin (kain berkualitas buruk masa itu, seperti goni) dan jerami. Namun, kemudian Yesus menjadi seseorang yang besar dengan ber milyar-milyar pengikut.
Makna Natal saat ini telah mengalami pemelencengan di tengahh masyarakat akibat kuatnya dominasi budaya barat. Kado silang, Santa Claus, salju, pohon cemara/pohon natal, pit hitam, dan lain sebagainya yang merupakan dampak dari budaya barat. Seharusnya, apa yang ada itu perlu dicocokkan dulu dengan situasi negara. Ya, Indonesia negara yang tergolong miskin. Masyarakat miskin masih mendominasi. Seharusnya, perayaan Natal tidak dilakukan secara hura-hura. Berkumpul, kemudian menghabis-habiskan uang sekehendak hari. Seharusnya, Natal dapat dimaknai secara sederhana dan bersahaja, seperti Yesus yang dilahirkan dalam suasana yang sangat sederhana, namun kemudian hari menjadi pribadi yang begitu dikagumi.
Akhir kata, tulisan ini adalah untuk meluruskan apa yang terjadi selama ini. Natal tidak identik dengan kado yang meilmpah, baju baru, santa claus, salju, dan lain sebagainya. Bahwa Natal adalah identik dengan kesederhanaan. Selamat Natal bagi yang merayakannya!amdg

Tidak ada komentar:

Posting Komentar