Senin, 20 Desember 2010

Memaknai Kesunyian Dalam Hati

Entahlah. Kesunyian itu bisa berubah menjadi keramaian yang memekakkan telinga. Suatu ketika, kesunyian itu juga bisa berubah menjadi bara api yang membawa dan menggebu-gebu. Bisa membakar apa saja yang ada di sekitarnya. Membara, membawa segenggam amarah yang siap dilemparkan kepada siapa saja.
Bisa berubah menjadi air yang tenang. Lembut, dingin, kadang berubah menjadi hangat. Memendam pesona dalam sejuk riak air mendayu-dayu.
Hati. Kedalaman hatiku siapalah yang tahu? Hanya aku sendiri. Dan sekedar mulutku tak mampu bicara isi hatiku kepada semuanya, tangan kan melimpahkan segalanya.
Ya, hatiku adalah hatiku. Bukanlah milikmu, bukanlah milikku jua. Takkan bisa kau miliki hatiku walau hanya a piece of my heart. Hatiku hanyalah milik-Mu dan kepada-Nya lah aku kembali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar