Sabtu, 18 Desember 2010

JEMBATAN MERAH, MASA LALUMU BERDIRI DISITU

Jembatan Merah. Sebuah daerah di Surabaya Utara. Dekat dengan Suramadu, hanya 5 menit. Hanya dalam hitungan detik menuju Pecinan Surabaya. Ya, sebuah tempat yang tidak terlalu luas, tapi memiliki daya tarik tersendiri bagi penyuka cerita masa lalu lengkap dengan lansekap dan bangunan tua masa Hindia Belanda.
Di kiri jalan telah berdiri sebuah bangunan mewah bertitel Jembatan Merah Plaza, atau lebih dikenal dengan JMP. Di sebelah kanan jalan telah berdiri sebuah hotel bintang 4 dengan tampak depan bangunan kuno, namun bangunan hotel bagian belakang terkesan memiliki arsitektur kuno yang sangat dipaksakan sehingga nampak sekali tidak cocok dengan sekelilingnya. Dan Jembatan merah itu masih tegap berdiri di sisi lurus jalan tersebut, ke arah Pecinan.
Sebenarnya sebuah eksotisme tersendiri kala senja akan hadir sembari menikmati olahraga sore berjalan kaki menyusuri lorong-lorong yang penuh bangunan tua yang beberapa diantaranya telah difungsikan sebagai kantor. Tapi, yang terjadi adalah kegiatan jalan kaki menjadi sangat tidak nyaman. Kendaraan yang jumlahnya melebihi 70 kendaraan per menit itu melintas di sekitar area bangunan tua itu. Bangunan tua yang jumlahnya cukup banyak dan membentuk komplek tersebut beberapa telah rusak dan sengaja dirusak. Sehingga, kegiatan wisata sore menjadi terganggu.
Seharusnya Pemerintah Kota Surabaya memberikan perhatian yang serius. Kota Surabaya adalah sebuah kota yang kekurangan area wisata bagi penduduknya. Zona wisata yang ada saat ini hanyalah mall-mall yang bisa dengan mudah ditemukan di Surabaya. Sementara, akan menjadi percuma ketika sebuah kota memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi yang fantastis, namun secara psikologi masyarakatnya tidak mapan. Maka, seandainya area Jembatan Merah ini kemudian diolah sedemikian rupa, seperti misalnya di Kota Tua Jakarta, maka akan menjadi sumber pendapatan tersendiri bagi Pemerintah Kota Surabaya. Memang memerlukan biaya besar untuk menjadikannya sebagai area yang unik dengan berbagai bangunan khas klasiknya yang perlu dipertahankan. Juga untuk membuat jalan paving batu kali seperti pada masa-masa kuno. Perlu juga perhitungan yang matang untuk menjadikan daerah Jembatan Merah sebagai city walk maupun area bersepeda yang menjadi simbol khas Surabaya. Akan menjadi perpaduan yang sangat khas ketika wisata sore di kota tua daerah Jembatan Merah kemudian dilanjutkan dengan wisata kuliner di area Pecinan yang memang terkenal dengan komplek Chinnese Food yang sangat ramai. Tentu ini akan menjadi sebuah brand image tersendiri, dan memperkuat brand image yang telah ada : Surabaya kota Pahlawan.
Nilai plus yang lain adalah untuk lebih menghargai sejarah Indonesia. Jembatan Merah sendiri menyimpan banyak sejarah. Mulai dari meninggalnya A.W.S. Mallaby akibat ditembak, hingga pertempuran penjajah melawan prajurit Indonesia. Disanalah sejarah akan berdiri dan tegaknya Indonesia didirikan. Dan di Jembatan Merah itulah, masa lalu Indonesia masih tegak menunggu untuk dihargai oleh penerus-dan pembaharunya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar