Selasa, 30 November 2010

Desember, Apa yang Harus Kita Lakukan?

Slalu ada yang beernyanyi dan berelegi di balik awan hitam
Smoga ada yang menerangi sisi gelap ini
Menanti seperti plangi setia menunggu hujan reda

Aku selalu suka sehabis hujan dibulan Desember....Bulan Desember...

ERK-Desember

Desember.
Ya, kini kita sudah memaskui bulan Desember yang masih panas ini : tanggal 1 Desember. Sebuah waktu awal yang kurang menguntungkan untuk memasuki bulan ini.
Desember, sebuah bulan terakhir. Apa yang lantas kita lakukan di bulan terakhir ini? Apakah istimewanya bulan Desember ini?
Akhir tahun tidak sama dengan akhir hidup jika kita mau memaknainya secara lebih mendalam. Akhir tahun adalah saat yang tepat untuk terus berintrospeksi diri melihat apa yang telah dilakukan selama 11 bulan yang lalu. Desember, bukanlah waktu yang tepat untuk kejar tayang atas target yang telah kita canangkan di awal tahun. Sekali lagi, Desember adalah saat untuk introspeksi diri. Lihatlah, apa saya yang dilakukan selama 11 bulan. Tak jarang ketika introspeksi ini beragam ekspresi muncul. Gelegar tawa karena kepuasan atas pencapaian yang jauh diatas target. Tangis sendu yang mendayu-dayu karena kegagalan. Senyum sinis karena adanya permusuhan yang 'berhasil' dibuat pada tahun ini. Atau bahkan tersenyum nanar dan menatap kosong karena tidak ada yang berhasil dicapai selama 2010 ini.
Yakin 100 % bahwa ekspresi dalam introspeksi yang akan paling sering muncul adalah tangisan yang sendu. Apa yang kita ingat? Tentu kegagalan dan kesakitan hati kita. Kegagalan dan sakit hati akan lebih lama membekas di dalam hati ketimbang keberhasilan. Misalnya, Bulan Juni Anda diterima SNMPTN di perguruan tinggi nomor 1 di Indonesia. Dan pada bulan yang sama, Anda ditolak oleh wanita yang Anda idamkan. Tentu yang diingat adalah yang ketika Anda ditolak.
Sakit hati, penyesalan, adalah sebuah sikap tidak ikhlas menerima dan belum pahamnya arti kehidupan. Kehidupan ini hanya menunggu. Kita yang merencanakan, kita yang bertindak, kita yang menunggu hasilnya. Seperti anak dan guru. Anak mengerjakan tugas, dan guru yang tidak lain adalah Tuhan yang menilai.
Ya, Desember. Mari kita berintrospeksi bulan ini. Ledakkan tawamu, ledakkan tangismu. Singkirkan masa lalumu, jangan gubris masa lalumu, lakukan langkahmu maju kedepan...

1 komentar: