Selasa, 09 November 2010

BUDAYA MENYALAHKAN APA YANG ADA

Naik Sumber Kencono W 7729 UY kembali mengingatkan pada peristiwa lebaran lalu. Sebuah bus Sumber Kencono dibakar habis karena menabrak motor. Penyebabnya sepele, pengendara kurang sepeda motor kurang hati-hati dalam mengemudikan sepeda motornya. Kemudian secara berbondong-bondong masyarakat Madiun memblokir jalan tersebut bagi bus Sumber Kencono dan secara terus-terusan menyalahkan PO Sumber Kencono.
Sebenarnya potongan cerita di atas adalah potongan kecil mentalitas buruk masyarakat Indonesia modern ini. Masih banyak mentalitas yang rusak di negri ini untuk diubah. Potongan kecil di atas menunjukkan mentalitas 'Menyalahkan Apa yang Sudah Ada Sebelumnya'. Saya memberikan analogi dalam tulisan saya. Suatu ketika ada sebuah tempat tidur di sebuah rumah kontrakan yang kosong. Kemudian rumah tersebut dikontrak oleh seseorang. Ketika orang masuk ke rumah itu, ia melihat ada tempat tidur di kamar tersebut. Padahal kamar tersebut akan dipakai sebagai dapur (padahal dari segi arsitektur dan fungsi tidak mengarah pada bentuk dapur). Maka, ia menyalahkan kasur tersebut dan bersikeras meniadakannya dan memindahkannya sekalipun kamar tersebut berfungsi sebagai kamar tidur.
Setidaknya seperti itulah yang terjadi pada Sumber Kencono saat lebaran. Tidak hanya saat lebaran kemarin saja, namun juga dahulu sampai entah kapan. Masyarakat sekitar jalan Jogja-Surabaya kurang hati-hati dalam mengemudikan sepeda motor. Sudah tahu disitu sering lewat Sumber Kencono dengan kecepatan tinggi, karena itu memang adalah sebuah jalur antar kota. Seharusnya, mereka bersikap lebih hati-hati dalam mengemudi dengan memperbaiki gaya mengemudi mereka. Yang terjadi saat ini justru banyak orang berkata 'wah, Sumber Kencono tu dibakar saja, nggak boleh lewat sini. Kasihan warga-warganya.' Justru ini yang sebenarnya salah. Sumber Kencono itu lewat sudah sejak jaman bahuela. Seharusnya, dengan adanya keadaan seperti ini, masyarakat mulai berwaspada dan memperbaiki cara mengemudinya. Bukannya menyalahkan.
Begitu juga dengan warga yang tinggal di bantaran sungai yang terkena banjir. Mereka juga menyalahkan sungainya. Padahal sungai itu sudah ada di tempat itu sebelum mereka tinggal di tempat itu. seharusnya, masyarakat Indonesia lebih banyak berintrospeksi terhadap kejadian-kejadian yang ada di sekitarnya. Kalau memang sudah seperti itu, berarti perlu ada perubahan mindset masyarakat Indonesia secara keseluruhan.
Memang yang paling laris di Indonesia adalah kambing. Khususnya kambing hitam. Budaya buruk inilah yang perlu diberantas sejak dini. Dengan cara kecil saja. Misalnya mengakui kesalahan jika benar-benar salah dan melakukan introspeksi diri yang dilanjutkan dengan perubahan sikap.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar