Kamis, 22 Oktober 2009

Menuju Indonesia Maju

Tentunya masyarakat Indonesia tergelitik mendengar pernyataan presiden kita, Pak Susilo Bambang Yudhoyono. Beliau menyatakan bahwa Indonesia akan menjadi negara yang maju pada tahun 2015. Dalam artian, industry mulai maju dan segalanya menjadi maju seperti di negara-negara maju yang telah ada saat ini.
Beragam pula pendapat masyarakat di Indonesia. Ada yang dengan bangganya dan dengan lantangnya berkata, “Itu mengada-ada. Indonesia tidak akan maju bila masih berisi masyarakat seperti ini!”. Bahkan pernyataan yang optimistic pun juga muncul di sela-sela hiruk-pikuknya komentar. Yang optimistic berpendapat bahwa Indonesia akan menjadi negara maju dalam waktu dekat ini.
Negara maju? Maju apanya? Maju giginya atau mulutnya? Saya boleh tertawa atas pernyataan itu. Memang bisa mudah, bahkan detik ini saja setelah Anda membaca opini busuk ini, kita bisa menjadi negara yang maju (mulutnya atau giginya). Menjadi sebuah negara maju adalah sebuah gagasan yang memang patut diacungi jempol dan patut kita dukung. Namun, dibalik semuanya lebih sebuah hal yang terlalu muluk-muluk melihat semua kenyataan ini.
Menjadi sebuah negara maju tentunya tak akan pernah lepas dari bagaimana keseharian masyarakat suatu negara dalam menjalankan kegiatan sehari-harinya. Bahkan, sebuah kebaikan akan terbentuk dari kebiasaan-kebiasaan dari masyarakat. Misalkan saja sebagai cerminan masyarakat yang malas. Itu sampah! Apanya yang akan mendorong kita sebagai masyarakat yang maju dan menjadikan sebagai sebuah negara yang maju, dengan pendapatan perkapita yang tentunya tinggi.
Mana mungkin bangsa yang malas untuk bergerak (capek katanya), bangsa yang malas untuk maju (gak tau katanya), dan lain sebagainya, akan membawa kita kepada sebuah negara yang maju. Ingat lagunya D’lloyd tentunya : “Oh tak mungkin….”. Bila tidak ada semangat ini, lantas apa artinya? Di pekerjaan mbeler penginnya dapet duit milyaran rupiah. Penginnya mengembangkan ilmu pengetahuan sehingga berguna bagi negara, tapi SD saja tidak lulus. Ingat, taraf pendidikan ini juga menentukan taraf pemikiran tiap manusia, juga menentukan cara hidup dan taraf hidup masing-masing pribadi.
Untuk itu, masing-masing pribadi pasti ingin agar Indonesia maju. Keinginan itu nantinya diharapkan untuk tidak hanya dalam angan-angan. Perlu diimbangi dengan kasunyatan yang menjiwai hidup kita. Bagaimana kita berjalan, bagaimana kita menjalankan keseharian, dan bagaimana menjalin relasi dengan orang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar