Jumat, 31 Desember 2010

Refleksi Memaknai 2010

2010 baru saja berlalu, dan kebanyakan yang orang lakukan untuk mengakhiri 2010 mereka adalah salah satunya dengan berpesta pora : kembang api, barbequenan, bakar jagung, berkonvoi keliling kota, bahkan ada yang pesta miras. Namun, semua moment tersebut tidak dapat saya lakukan pada malam tahun baru tersebut. Berada di Ruang Elizbeth 107 RS Panti Rapih Jogja untuk menemani kakak saya menjadi pilihan yang tepat bagi saya untuk berefleksi akhir tahun ini.
Entah mengapa akhir tahun ini diawali dengan hal-hal yang tidak masuk dan terbalut tanda tanya yang besar. Menyambut hari terakhir tahun 2010 saja kepulangan ke Jogja sudah dipersulit. Pukul 22.00 tanggal 30 Desember 2010 sudah berada di Terminal Bungur Asih Surabaya untuk kembali ke Jogja. Tapi ternyata bus yang ditunggu tidak kunjung datang dan jumlah penumpang makin menumpuk, pertanda harus berebut untuk masuk ke dalam bus yang jumlahnya, sebenarnya tidak terbatas, tapi menjadi sangat terbatas malam itu. Pukul 01.15 baru bisa mendapatkan bus yang sesuai melalui kerjasama dengan 2 orang teman. Yang di depan saya, di tengah ada teman saya yang membawa sebungkus besar lontong balap, dan di belakang saya ada teman saya yang berbadan besar yang bertugas menghalangi orang lain yang berdesakan masuk.
Kesialan juga masih terjadi tepat tanggl 31 Desember 2010 dinihari. Kamera saya, Canon A470, dicopet di dalam bus dengan motiv yang sama dengan apa yang pernah saya lihat dulu di bus yang sama dan nopol berbeda. Meskipun bukan kamera yang mahal, tapi dokumen di dalamnya sangat berharga mengingat ada dokumen foto milik bapak saya juga.
Kesialan ini seolah menutup akhir tahun saya. Ini berarti bagi saya bahwa ke depannya saya harus lebih hati-hati dalam menjalani hari. Kemungkinan buruk bisa datang kapan saja, dan estimasi-estimasi mengenai suatu hal lebih diperketat kembali. Memungkinkan juga dalam menghadapi permasalahan tersebut melibatkan partner yang bisa membantu.
Ya, 2011 telah datang. Persiapkan diri lebih matang untuk menghadapi masa depan yang akan datang. Bukan saatnya lagi bermalas-malasan, bukan saatnya lagi bermimpi, raih prestasi hari ini. Selamat tahun baru 2011.

Sabtu, 25 Desember 2010

MY DREAM AS SOON AS POSIBLE

SPESIFIKASI :
Mesin : SCANIA K380iB
Karoseri : Adiputro Custom Series
Chasis : Full Monocoque, long chasis, long overhang
Kapasitas : 32 Recleaning Seats, 4 Smooking Area, 1 CD, 1 CB
AC : Nippon Denso
Suspension : Air Suspension System With Auto Control Suspension System
Seat : Alldila
Headlamp : New Marcopolo
Rearlamp : Laksana Legacy
Ban : Bridgestone R150 Actross
Velg : Original SCANIA chrome edition
Fasilitas : TV LED 18 inch, Subwoofer 17", DVD Player, Smooking Area, Big Bins TM
Kode Trayek : AA-01 F dan AB-01
Trayek : Wonosobo-Jogja-Solo-Surabaya-Probolinggo-Jember
Fasilitas : Servis Makan RM Sederhana Caruban, Free Softdrink
Kelas : Patas AC

Gambar di atas mungkin buat teman-teman hanyalah sebuah gambaran bus biasa. Tapi bagi saya ini adalah mimpi yang selalu ingin saya wujudkan, pada kurun waktu 2030. Sebuah mimpi yang tak terbayangkan memiliki benda yang sekarang memiliki harga hampir 1,5 milyar rupiah ini (Chasis Scania K380iB 950 juta rupiah dan karoseri total mendekati angka 500 juta). Semoga mimpi ini bisa terwujud, dan tepat pada tahun 2030, bis ini telah menghiasi pelataran pertempuran bis Jogja-Surabaya di jalur gemuk Jogja-Surabaya ini. Tetap dengan motto yang sama, 'Kalau bisa aman, murah, nyaman, mewah, dan cepat, kenapa pake yang mahal??', bersama kru yangg handal, ramah, dan terlatih, bersama layanan harga patas biasa pelayanan sekelas eksekutif. Amiiiinnn......

Senin, 20 Desember 2010

Kepengen Touring Lagi

Tak terasa touring terakhirku sudah berjalan sekitar 7 bulan yang lalu. Ya, bulan Juni aku mengalami touring terakhirku saat badanku dalam kondisi tidak enak menunggu hasil SNMPTN. Touring terakhirku bersama Supra X 125 AB 4546 DQ adalah menuju Pantai Sadranan. Touring terakhir yang sangat menegangkan, mendebarkan, dan membuat tangan membeku.
Pukul 13.00 kami berangkat dari kediaman Bismo di bilangan Bonbin Jogja. Perjalanan berlangsung perlahan karena membawa beberapa teman wanita yang membawa sepeda motor. Perjalanan tersendat beberapa saat ketika akan memasuki Wonosari karena ada yang masuk kota dan ada yang memilih lewat luar kota (ring-road). Akhirnya, kami bertemu di daerah sebelum pertigaan menuju Goa Maria Tritis. Kemudian perjalanan dilanjutkan bersama-sama kembali. Perjalanan menuju ke Pantai tidak terlalu menegangkan. Hanya dihiasi tumbangnya beberapa sepeda motor karena keteledoran teman saja. Kami semua bersukacita, bermain, bahkan menyelam diantara bebatuan yang terdapat ikan-ikan kecil semacam Nemo tersebut.
Perjalanan pulang kami putuskan dimulai pukul 17.00 karena kami takut kesorean. Namun apes, sepeda motor salah satu teman kami bocor. Untung di daerah tersebut terdapat tambal ban (dan lokasinya berada di bawah tebing di tengah hutan lepas pantai Krakal). Kami langsung berhenti sejenak, bernyanyi dan berdendang sesuka hati. Sementara malam makin gelap dan angin bertambah kencang. Satu keyakinan kami bersama bahwa hujan badai akan segera turun. Sementara tambal ban tak kunjung usai, diperoleh kenyataan bahwa ban bocor di 3 tempat berbeda. Tambal harus dilakukan satu per satu. Tak lama, beranjak pukul 18.00, hujan turun dengan lebatnya diiringi angin yang keras yang sempat membuat dahan-dahan pohon bergesekan dahsyat dengan atap tambal ban. Untung pekerjaan segera selesai. Namun malang, lampu di daerah tersebut mati total akibat hujan badai tersebut. Alhasil, kami semua harus berjalan perlahan dalam temaram menembus malam. Laju sepeda motor kami tak lebih dari 60 km/jam menembus terjalnya jalanan pegunungan di Gunung Kidul. Jalan di depan sama sekali tak nampak. Tak ada penduduk yang berani keluar rumah. Yang ada di jalan hanyalah dahan kayu bertumbangan dan beberapa ada tanah yang longsor dan pohon ambruk. Tak jarang kami hampir terperosok ke jurang karena penerangan yang minim, mata yang pedas terkena air hujan yang sangat lancip, dan kulit kami yang kesakitan karena dinginnya air hujan. Untung kami bisa diba di Kota Wonosari dengan selamat dan bertandang di pom bensin sebelum perjalanan akhir dimulai. Saat itulah driver utama sepeda motor saya digantikan oleh Garuda karena tangan saya pegal dan kaki saya masih gemetar kedinginan. Speed langsung kami tancap habis. Namun, begitu tiba di Alas Bunder, stang motor kembali ke tangan saya dan perjalanan yang sebenarnya berlangsung. Lebih kurang 1 jam kemudian kami tiba di rumah Bismo kembali untuk beristirahat dan makan malam di tengah pegalnya badan kami karena harus menembus hujan badai, angin kencang, dan mengalahkan dinginnya malam saat itu.
Touring-touring itulah yang selalu membuat saya rindu. sejak dulu touring pertama melakukan Touring de Sepanjang yang merupakan touring pertama yang menghanguskan seluruh sistem kelistrikan sepeda motor saya karena ada korsleting dan mengahruskan saya ganti seker karena oli habis tidak diketahui. Touring kedua saya Jogja-Wonosobo-Jogja yang hanya menghabiskan waktu 3 jam 15 menit untuk pulang dan perginya. Touring keempat saya ke Jogja-Wonosobo-Dieng-Jogja dan sempat mengalami overheat di tanjakan tieng dan terpaksa menuntun 2 motor yang mengalami overheat. Touring kelima saya Jogja-Ketep-Kedung Kayang dengan track yang super ekstrem, tanjakan dan tikungan yang sangat licin di kaki Gunung Merapi. Touring keenam saya Jogja-Wonogiri Selatan dengan kemampuan driver masih terbatas, tapi mampu menembus waktu 1 jam 15 menit untuk Wonogiri-Jogja. Touring ketujuh Jogja-Wonogiri-Pacitan dengan pesona alam hutan Pacitan yang indah, bak berada di luar negri kala musim semi memaksa rombongan berhenti sejenak dan berfoto bersama dan berhasil menembus waktu 2 jam untuk perjalanan Pacitan-Jogja. Touring kedelapan Jogja-Temanggung-Parakan-Weleri-Semarang-Jogja yang memaksa kita bermain rodeo sepanjang Paraan-Sukorejo Kendal karena kondisi jalan buruk, merasakan ekstremnya jalur Sukorejo-Weleri lengkap dengan alam yang eksotis, tikungan 180 derajat, tanjakan 60 derajat, jalan yang super sempit, dan hutan pinus yang sejuk, juga top speed untuk berboncengan pertama kali diraih : 120 km/jam. Bertemu dengan seorang Balala (petualang, pengelana) di sebuah rumah makan padang di Ungaran (balala tersebut menempuh Padang-Jakarta-Semarang-Magetan-Madiun dalam 4 hari dan akan melanjutkan ke Denpasar) dan nyaris menyelesaikan perjalanan Semarang-Jogja selama 2 jam dengan kecepatan rata-rata 100 km/jam. Dan Touring terakhir Jogja-Sadranan-Kota Wonosari-Jogja.
Seandainya itu semua bisa terulang di kota baruku ini, dan melaksanakan jalur-jalur eksotis Jawa Timur dan yakinkan tuk semuanya, bahwa touring ini memang mahal harganya, tapi apa yang kau peroleh adalah sebuah kepuasan yang tiada tara yang akan dikenang selamanya.

Spesial : Untuk teman-teman touringku di Jogja

Detak Jam

Jam itu terus berdetak
Detaknya seiring jantungku
Penuhi darahku sekujur tubuhku
Detaknya mengeras
Kian waktu kian mengeras

Tubuhku kian kaku
Tawaku berubah jadi tangis
Kesunyian membisu di hatiku
Ada luka menganga membekas di hatiku
Ingin aku kembali kesana lagi
Menambal semen semua luka hatiku

Ya, masa laluku itu
Buatku membujur meringis tak menentu
Darahku membeku
Membawaku ingin tuk slalu kembali
Ke tahun silam
Yang membuatku harus menyelami gulita hidup
Yang buatku menyesal di hari ini
Ya Hari ini!
Aku ingin kembali!!!

Detak jam itu maju dan mundur
Sesuka hatinya
Tak tentu membawa perasaanku
Yang tlah campur aduk
Entah sampai kapan

Karmen, 20 12 10

Memaknai Kesunyian Dalam Hati

Entahlah. Kesunyian itu bisa berubah menjadi keramaian yang memekakkan telinga. Suatu ketika, kesunyian itu juga bisa berubah menjadi bara api yang membawa dan menggebu-gebu. Bisa membakar apa saja yang ada di sekitarnya. Membara, membawa segenggam amarah yang siap dilemparkan kepada siapa saja.
Bisa berubah menjadi air yang tenang. Lembut, dingin, kadang berubah menjadi hangat. Memendam pesona dalam sejuk riak air mendayu-dayu.
Hati. Kedalaman hatiku siapalah yang tahu? Hanya aku sendiri. Dan sekedar mulutku tak mampu bicara isi hatiku kepada semuanya, tangan kan melimpahkan segalanya.
Ya, hatiku adalah hatiku. Bukanlah milikmu, bukanlah milikku jua. Takkan bisa kau miliki hatiku walau hanya a piece of my heart. Hatiku hanyalah milik-Mu dan kepada-Nya lah aku kembali.

Sabtu, 18 Desember 2010

MENGGUGAT MAKNA NATAL MASA KINI

Natal, adalah sebuah saat yang sangat indah bagi umat Kristen dan Katolik yang merayakannya. Namun, sudah sejak lama terjadi sebuah disorientasi makna natal. Semula Natal yang selalu identik dengan kesahajaan, kemudian berubah makna dengan arti kemewahan, hura-hura, dan penuh budaya barat.
Kemudian banyak orang menyalahartikan bahwa Natal, bahkan ketika Yesus lahir, disekelilingnya dipenuhi oleh salju. Ini sebenarnya adalah dampak dari budaya barat yang telah mendominasi peradaban dunia. Yesus sendiri dilahirkan di daerah Timur Tengah, dimana sejak jaman dahulu kala daerah tersebut tidak pernah diselimuti salju. Juga adanya Santa Claus atau dalam bahasa Belanda Sinter Claass. Itu juga pengaruh budaya barat.
Yang perlu digugat lebih jauh adalah permasalahan pandangan masyarakat, bahwa Natal selalu identik dengan kado yang melimpah. Tentu ini tidak memiliki makna apa-apa selain pemborosan. Ini sangat jauh dari esensi Natal yang sesungguhnya. Natal, saat dimana Yesus dilahirkan. Jika mencermati dengan seksama, bahwa Yesus dilahirkan di sebuah tempat yang sederhana. Di sebuah kandang domba, hanya beralaskan kain lampin (kain berkualitas buruk masa itu, seperti goni) dan jerami. Namun, kemudian Yesus menjadi seseorang yang besar dengan ber milyar-milyar pengikut.
Makna Natal saat ini telah mengalami pemelencengan di tengahh masyarakat akibat kuatnya dominasi budaya barat. Kado silang, Santa Claus, salju, pohon cemara/pohon natal, pit hitam, dan lain sebagainya yang merupakan dampak dari budaya barat. Seharusnya, apa yang ada itu perlu dicocokkan dulu dengan situasi negara. Ya, Indonesia negara yang tergolong miskin. Masyarakat miskin masih mendominasi. Seharusnya, perayaan Natal tidak dilakukan secara hura-hura. Berkumpul, kemudian menghabis-habiskan uang sekehendak hari. Seharusnya, Natal dapat dimaknai secara sederhana dan bersahaja, seperti Yesus yang dilahirkan dalam suasana yang sangat sederhana, namun kemudian hari menjadi pribadi yang begitu dikagumi.
Akhir kata, tulisan ini adalah untuk meluruskan apa yang terjadi selama ini. Natal tidak identik dengan kado yang meilmpah, baju baru, santa claus, salju, dan lain sebagainya. Bahwa Natal adalah identik dengan kesederhanaan. Selamat Natal bagi yang merayakannya!amdg

SURAMADU

Suramadu
Jalan menuju tempat itu
Begitu sunyi senja ini
Aku teringat lagu sendu
Yang kau ceritakan padaku
Pada masa lalu

Baru beberapa bulan cerita itu berlalu
Aku kembali merindukan masa itu
Kala aku dan kamu
Saling terbuka berbagi cerita
Berbagi ceria
Di sepanjang jalan yang lengang itu
Hingga siang menembus Suramadu

Aku ingin kembali ke masa itu
Kembali menembus siang cerah di Suramadu
Ya, secerah hatiku kala itu
Berhasil mengajakmu pergi ke tempat itu

Andaikata itu kan terulang lagi
Akan aku sampaikan padamu
Kala keberanianku t'lah sepenuhnya terkumpul
Bahwa
Aku terlanjur menyayangimu

Karmen, 18 12 10
Suramadu, beberapa bulan silam
Yang kan slalu hanya menjadi kenangan
Yang buatku merindukan waktu itu

JEMBATAN MERAH, MASA LALUMU BERDIRI DISITU

Jembatan Merah. Sebuah daerah di Surabaya Utara. Dekat dengan Suramadu, hanya 5 menit. Hanya dalam hitungan detik menuju Pecinan Surabaya. Ya, sebuah tempat yang tidak terlalu luas, tapi memiliki daya tarik tersendiri bagi penyuka cerita masa lalu lengkap dengan lansekap dan bangunan tua masa Hindia Belanda.
Di kiri jalan telah berdiri sebuah bangunan mewah bertitel Jembatan Merah Plaza, atau lebih dikenal dengan JMP. Di sebelah kanan jalan telah berdiri sebuah hotel bintang 4 dengan tampak depan bangunan kuno, namun bangunan hotel bagian belakang terkesan memiliki arsitektur kuno yang sangat dipaksakan sehingga nampak sekali tidak cocok dengan sekelilingnya. Dan Jembatan merah itu masih tegap berdiri di sisi lurus jalan tersebut, ke arah Pecinan.
Sebenarnya sebuah eksotisme tersendiri kala senja akan hadir sembari menikmati olahraga sore berjalan kaki menyusuri lorong-lorong yang penuh bangunan tua yang beberapa diantaranya telah difungsikan sebagai kantor. Tapi, yang terjadi adalah kegiatan jalan kaki menjadi sangat tidak nyaman. Kendaraan yang jumlahnya melebihi 70 kendaraan per menit itu melintas di sekitar area bangunan tua itu. Bangunan tua yang jumlahnya cukup banyak dan membentuk komplek tersebut beberapa telah rusak dan sengaja dirusak. Sehingga, kegiatan wisata sore menjadi terganggu.
Seharusnya Pemerintah Kota Surabaya memberikan perhatian yang serius. Kota Surabaya adalah sebuah kota yang kekurangan area wisata bagi penduduknya. Zona wisata yang ada saat ini hanyalah mall-mall yang bisa dengan mudah ditemukan di Surabaya. Sementara, akan menjadi percuma ketika sebuah kota memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi yang fantastis, namun secara psikologi masyarakatnya tidak mapan. Maka, seandainya area Jembatan Merah ini kemudian diolah sedemikian rupa, seperti misalnya di Kota Tua Jakarta, maka akan menjadi sumber pendapatan tersendiri bagi Pemerintah Kota Surabaya. Memang memerlukan biaya besar untuk menjadikannya sebagai area yang unik dengan berbagai bangunan khas klasiknya yang perlu dipertahankan. Juga untuk membuat jalan paving batu kali seperti pada masa-masa kuno. Perlu juga perhitungan yang matang untuk menjadikan daerah Jembatan Merah sebagai city walk maupun area bersepeda yang menjadi simbol khas Surabaya. Akan menjadi perpaduan yang sangat khas ketika wisata sore di kota tua daerah Jembatan Merah kemudian dilanjutkan dengan wisata kuliner di area Pecinan yang memang terkenal dengan komplek Chinnese Food yang sangat ramai. Tentu ini akan menjadi sebuah brand image tersendiri, dan memperkuat brand image yang telah ada : Surabaya kota Pahlawan.
Nilai plus yang lain adalah untuk lebih menghargai sejarah Indonesia. Jembatan Merah sendiri menyimpan banyak sejarah. Mulai dari meninggalnya A.W.S. Mallaby akibat ditembak, hingga pertempuran penjajah melawan prajurit Indonesia. Disanalah sejarah akan berdiri dan tegaknya Indonesia didirikan. Dan di Jembatan Merah itulah, masa lalu Indonesia masih tegak menunggu untuk dihargai oleh penerus-dan pembaharunya.

Selasa, 14 Desember 2010

INI SEMUA TANGGUNG JAWAB KITA BERSAMA

Sering sekali kita mendengar di berita-berita, bahkan di iklan-iklan televisi. Banyak pejabat yang beriklan dan pada akhir iklan menyatakan "Ini semua adalah tanggung jawab kita semua sebagai warga negara Indonesia." Kalimat ini sebenarnya sangat tidak bermakna dan justru bisa menimbulkan mispersepsi di kalangan masyarakat.
Sebenarnya akan menjadi sangat susah ketika menjadi masyarakat Indonesia dengan bejibun tanggung jawab yang diserahkan oleh pemerintah melalui berbagai iklannya. Seperti misalnya keamanan adalah tanggung jawab warga negara, kemiskinan, dan lain sebagainya. Kemudian pertanyaan yang muncul adalah apa fungsi sebenarnya dari pejabat-pejabat yang telah dibentuk berdasarkan departemen-departemen yang mengurusi hal-hal atau masalah spesifik seperti itu? apakah memang benar tugas mereka sebagai 'wakil rakyat' mewakili rakyat menerima gaji yang seharusnya bukan miliknya karena tanggung jawab yang seharusnya dipikulnya telah diberikan oleh rakyat?
Bukan suatu keadilan. Seperti misalnya keamanan adalah tanggung jawab masyarakat. Ini kemudian muncul pertanyaan apa sebenarnya tugas Polisi? Disini yang perlu ditegaskan adalah yang bertanggung jawab terhadap keamanan sepenuhnya adalah Polisi. Baru kemudian masyarakat turut membantu tugas Polisi tersebut untuk turut mewujudkan keamanan. Jadi, bukan tanggung jawab. Begitu juga dengan permasalahan kemiskinan. Tentunya pejabat pemerintahanlah yang harus tahu dan mengurus permasalahan ini. Bukan rakyat yang bertanggung jawab.
Sehingga, disini peran rakyat menjadi jelas. Tidak hanya jadi bulan-bulanan pemerintah yang selalu menurunkan tanggung jawab yang seharusnya dipikul oleh pejabat tersebut kepada masyarakat. Masyarakatpun juga harus semakin cerdas dan memahami bahwa peran serta mereka adalah turut mengawasi dan turut membantu. Bukan bertanggung jawab. Kalau semua yang bertanggung jawab adalah rakyat, kemudian apa perlunya presiden beserta segenap pejabat-pejabat yang jumlahnya sangat banyak dan menghabiskan uang rakyat itu?

Senin, 13 Desember 2010

SEKILAS PERJUANGAN

Membuat puisi untuk penutupan Mabim FKG Unair 2010. Sebuah hal yang tak terbayangkan sebelumnya bagi saya dan Anjar. Hanya dalam 1 hari harus ngebut puisi dan tentu tidak ada ide-ide cemerlang.
Sore itu, semua maba FKG berkumpul di GOR Unair kampus C. Karuan saja saya dan Anjar segera bergegas mengerjakan penugasan terakhir kami. Begitu selesai, saya, Anjar, dan Aryo segera keluar GOR dan beralih ke Menur, sebuah tempat yang konon katanya sebagai sumber inspirasi.
Pukul 22.05 kami bertiga tiba di Ipiem Menur. Persis di depan RSJ Menur. Kami segera memesan makanan. 1 gelas kopi panas, Extra Joss Susu, dan Es Teh Susu segera tiba di depan kami. Beberapa saat kemudian, 2 porsi indomie double datang dan langsung disergap oleh Aryo dan Anjar. Sementara saya judheg memikirkan puisi.
Tak kunjung menemukan ide sampai Anjar selesai makan. Akhirnya, kami sepakat untuk membuat bagan-bagan puisi. Mulai dari bab I sampai bab berapa entahlah. Beberapa batang Gudang Garam Surya sudah dilahap. Tapi inspirasi tak kunjung datang. Sampai datangnya es teh susu yang kedua kalinya, inspirasi tak kunjung datang. Yang ada hanya puisi jayus dan terkesan melucu padahal tidak lucu. Saya yakin ini karena perut yang kosong sejak siang. Akhirnya, terhentikanlah segerobag nasi goreng. Dan saya segera memesan nasi goreng, dan melahapnya.
Setelah istirahat makan nasi goreng dan minum es teh susu, saya bergegas mengambil secarik kertas binder. Sementara Anjar tengah termangu-mangu mencari ide. Saya menuangkan segala pemikiran saya saat itu. Lalu Anjar melanjutkan membuat puisi juga. Beberapa saat kemudian, saya telah selesai dan menyerahkan kepada Anjar agar diedit seperlunya. sementara Anjar mengedit, Aryo telah tertidur pulas karena waktu sudah menunjukkan pukul 00:35. Akhirnya, semua proses selesai, dan kami sepakat menghadirkan puisi yang sangat buruk dan tidak memenuhi estetika puisi tersebut. Maka, kami memberinya judul Puisi Nakal karena tidak sesuai hakikat puisi.
Jadilah kami malam itu pulang pukul 00:45. Tiba di kos pukul 00:50. sementara Aryo dan Anjar tiba di Sidoarjo mendekati pukul 02:00.

PUISI NAKAL

Langkahku tertatih-tatih
Memasuki gerbang FKG
Ada sembilu di dalam hatiku
Pedih perih menerka jantungku
Luka di kulitku yang belum mengering
Telah terkelupas kembali
Perih!!!
Karena aku baru saja terjatuh dari motorku
Lantai sialan! Kamu pakai wax, makanya licin!
Tawa tukang becak dan sopir angkot membahana
Menertawakanku yang ditiduri motorku

Jas biru itu tertata rapi di tiap anak tangga
Tatapan kami kosong
Tatapan mereka nanar
Masa depan kami masih menggantung
Akan diapakankah kami kelak

Becak yang ada di depan kampus
Tak mampu menahan beban tugas kami
Mata kami mengalami penyempitan dahsyat
Dan mulut kami menjadi lebar sekali
Kami ngantuk berat!!!

Suara degup jantung memenuhi ruangan kami
Mengalahkan keroncong perut yang merengek minta nasi
Sakit asma dan lemas mendadak
Mendominasi ruangan ini

Kakak berjas biru itu memasuki ruangan
Wajah mereka garang penuh arti:
Demi perbaikan perilaku kami nanti
Tapi satu yang tak kumengerti
Wajah kami pucat pasi
Sperti Cadaver dalam ruang anatomi

Tugas yang lelah aku letih itu
Menyadarkanku arti kebersamaan
Menyandarkanku pada ironi arti persahabatan
Dalam syahdu senja hingga matahari terbit merana

******

Demi Proximal yang menjadi pusat adaptasi Maba
Demi penugasan yang mengelilingi Maba
Demi siang yang membahana di RK A
Demi malam yang menjadi pusat pengerjaan tugas
Dan dengan kekuatan bulan kami akan menghukummu!!!

Ketika kita mengikuti ESQ
Kita mengenal God Spot
Ketika kita berada di FKG
Kita mengenal Hot Spot

*****

Kata demi kata yang syahdu
Keluar dari mulut kami
Mulai dari SK rektor sampai payung
Pembelaan demi pembelaan kami lakukan
Tapi apa daya
Kami memang manusia biasa
Yang tak sempurna dan slalu salah
Namun di hatiku hanya sati
Satu Jiwa, Satu Raga, Satu Karsa
Untuk menjadi Jiwa yang Satu dan Kompak

******

Mabim
Masa bimbingan
Masa membingungkan
Tugas disana-sini
Disini dan disana ada tugas
Kami kesana ada tugas
Kami kesini ada tugas
Ada Carabeli di mesial
Ada PKM tak kunjung sudah
Makalah yang tak sudah
Organisasi yang memaksa kami
Menjadi Kupat : Kuliah Rapat

Kami lelah kakakku
Kakakku lelah, kami tahu
Kau lelah, aku capek
Kami memang maju satu langkah
Tapi kemudian mundur dua langkah
Maka 1-2 = -1
Kapan kita akan tiba di petak sepuluh?
Besok pagi? Mene?

Kawan, sebenarnya ada banyak cerita tentang mabim
Semua akan kita simpan selamanya
Aku ingin menceritakan semuanya
Tapi apa daya temanku berkata
Ape lu kate!?Muke gile!!!
Sudah!!!Sudah!!!
Ayo mabim
Sudah jam 00:14

*****

Hari ini hari terakhir buat kita
Apa begitu selesai Mabim
kita akan mati?
(Jomblomu mati!!!Durung kawin e!!!)
Tentu tidak
Hidup kita masih panjang
Tol ini bagai tak berujung
Memaksa kita tuk sgera tinggal landas
Dan terbang makin tinggi bersama-sama
Ya, kita adalah kawanan burung walet
Selalu bersama, satu jiwa
Arungi jagad raya
Dan pastikan kita kan slalu bisa

*****

PROXIMALISASI

Kami, Maba 2010 menjatakan dengan ini kesiapannja oentoek mengakhiri masa toegas kami. Hal-hal jang mengenai tentang pemindahan tali pada topi toga, kami serahkan sepenoehnja pada panitia, jang akan dilakoekan secara seksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.

Soerabaja, 11 Desember 2010
Atas nama Maba FKG Unair 2010

Salam
Love each other,
be a great family

*Untuk penutupan Mabim 2010. Sebuah kenangan tak terlupakan dari kalian. Semoga berguna dan menjadi penyemangat untuk melangkah kemudian hari. Copyright @ Maba FKG Unair 2010.

TERNYATA WARUNG DI CILIWUNG ITU...

2 tahun yang lalu, ya, hampir 3 tahun tepatnya, aku berkunjung ke warung itu. Masih ingat tentunya tulisan "Ada Warung di Ciliwung" di Blog ini beberapa bulan lalu. Hanya beberapa meter saja dari Jalan Darmo. Kemarin, aku mengunjunginya lagi untuk kedua kali setelah tahun 2008 itu.
Ternyata namanya adalah Warung Khas Nganjuk Pak Di. Sebuah warung tenda sederhana, yang masih sama seperti 2 tahun yang lalu. Ada 1 meja panjang di dalam, dan satu buah etalase berisi lauk-pauk lengkap, yang saat itu sudah kosong. Penjualnya, seorang mbak-mbak yang benar-benar masih aku ingat wajahnya, dan ibu-ibu paruh baya yang juga masih aku ingat dalam-dalam. Karena hari kunjunganku yang pertama adalah hari kelaparanku yang keempat setelah menempuh perjalanan Jogja-Cilegon-Anyer-Merak-Jakarta-Cibubur-Bogor-Bandung-Surabaya. Dan kemarin aku kembali untuk sekedar bernostalgia pada masa laluku. Kecewa aku dibuatnya tatkala nasi dan lauk pauk yang ada telah habis tak bersisa.
Ingin rasanya suatu ketika bernostalgia di warung itu. Ya, warung kecil yang kemudian mengingatkanku pada Surabaya 2 tahun yang lalu. Ingin sekali aku mengalami masa laluku di kota-kota yang pernah kusinggahi, dan berdendang dengan sedikit bangga tatkala aku tahu bahwa aku pernah berada di kota itu dulu....

KRUPUK TENGIRI PROBOLINGGO YANG ENAK

Ketika pergi ke Probolinggo dan bertanya apa makanan khas yang bisa jadi oleh-oleh? Rata-rata orang asli akan menjawab buah-buahan khas Probolinggo (Mangga Manalagi), Tape di pertigaan Ketepeng, atau Krupuk Tengiri Probolinggo. Biasanya yang paling dianjurkan adalah Krupuk Tengiri Probolinggo.
Krupuk Tengiri Probolinggo sendiri sebenarnya berbentuk bulat bola. Warnanya kuning kecoklatan dan terkadang nampak serat-serat daging tengiri di luarnya. Dikemas dalam berbagai kemasan dan dijual dalam berbagai harga. Lalu, krupuk yang mana yang rasanya enak?
Sebagian besar tentu menjawab yang banyak tengirinya. Itu tidak salah. Cara menentukannya adalah bisa dengan melihat serat-serat yang ada di luar bola krupuk. Bila serat daging berwarna coklat semakin banyak, maka bisa dipastikan kandungan daging tengiri yang ada juga semakin banyak.
Masih ada ciri krupuk enak yang lain. Cirinya hanya bisa dirasakan dengan memakannya. Krupuk Tengiri Probolinggo yang benar-benar enak adalah yang memiliki serat halus dan kenyal. Caranya, ketika dikunyah dan kemudian menjadi bubur dalam mulut, bubur tersebut terasa halus dan kenyal. Seperti ketika memakan serat daging tengiri mentah-mentah. Ini yang benar-benar merupakan Krupuk Tengiri yang enak. Karena rata-rata krupuk tengiri yang ada itu seratnya kasar dan seperti makan tepung basah.
Setahu saya, untuk krupuk dengan serat yang sangat halus itu dijual di pasaran di Probolinggo. Punya kemasan yang sangat menarik dengan bungkus kertas coklat di bagian luarnya. Harganya memang paling mahal diantara merk krupuk lain. Tapi, rasanya memang paling Joss....
Monggo, semuanya boleh dicoba. Tinggal selera, rasa, dan karsa...

ANEKDOT SOTO LAMONGAN DAN BAKMI JAWA

Pertama kali melihat makanan dan sudah pernah mencicipinya, maka yang biasa ditanyakan adalah "Makanan A yang enak itu yang dimana to?" Tentu jawaban spesifiknya pasti akan menunjuk ke sebuah warung atau rumah makan tertentu.
Ada sebuah tips untuk memilih warung makan dengan rasa yang enak terhadap kedua menu ini. Soto Lamongan dan Bakmi Jawa. Kata kuncinya juga hanya satu kata: Ayam.
Soto Lamongan, adalah sebuah soto yang disajikan di dalam mangkuk lengkap dengan daging ayam dan koya. Maka Soto Lamongan ini lebih sering disebut sebagai Soto Koya. Soto Lamongan tidak ada yang menggunakan daging sapi. Maka, jika berada di Surabaya dan sekitarnya, Soto Sapi identik dengan soto Madura dan Soto Ayam identik dengan Soto Lamongan. Soto Lamongan biasa dijual dengan range harga dari Rp 5.000-7.000.
Sedangkan Bakmi Jawa adalah sebuah sebutan bagi mie yang dijual di area sekitar Klaten, Jogja, Muntilan, dan Magelang. Ada berbagai versi penyebaran Bakmi Jawa ini. Ada yang bilang berpusat dari Klaten, ada yang bilang dari Magelang. Namun, dugaan paling kuat adalah berasal dari Magelang karena salah satu menu dalam Bakmi Jawa itu adalah Magelangan (Baca : Nasi Goreng Mawut) yang merupakan nasi goreng biasa dengan sedikit mie kuning. Harga tiap porsi rata-rata Rp 6.000-7.000 dengan jumlah yang lumayan mengenyangkan perut.
Bagaimana cara memilih warung yang memiliki rasa yang enak dalam kedua makanan tersebut? Kata kuncinya tadi adalah ayam. Maka, lihatlah jumlah ayam yang dibawa dalam satu gerobag. Pada Bakmi Jawa, biasanya ayam digantung (di Muntilan rata-rata ayamnya dijajar dalam etalase kaca dalam gerobag) dan pada Soto Lamongan rata-rata ditancapkan pada paku dan dijajarkan pada etalase. Lihatlah ayam-ayam itu. Jika semakin banyak jumlah ayam yang dipajang, maka akan semakin laris (baca : enak, nikmat, khas) warung tersebut. Karena, rata-rata pedagang harus menghabiskan ayam-ayam tersebut dalam sehari sebelum ayam tersebut membusuk. Maka, biasanya jika warung sepi karena masakan kurang enak, maka biasanya hanya membawa stok ayam sedikit.
Jadi, sekarang enak tidak perlu berpatok pada merk. Tinggal amati dan cermati saja, langsung coba.

Selasa, 07 Desember 2010

TEMPE MENDOAN DAN TEMPE GORENG TEPUNG

Ketika pergi ke warung gorengan, kemudian kita terkadang terjadi salah kaprah. Membeli tempe goreng tepung dan mengatakan untuk membeli tempe mendoan. Disini telah terjadi salah kaprah yang kemudian menjadi konsumsi sehari-hari penggemar gorengan.
Tempe mendoan dan tempe goreng tepung itu beda. Apa bedanya? Bukannya sama-sama tempe, sama-sama digoreng pake tepungnya? Pertama-tama, kita urut dulu asal muasalnya tempe mendoan. Tempe mendoan sendiri merupakan sebuah makanan khas dari daerah Purwokerto, Banyumas, dan sekitarnya. Bahkan, di Gombong pun ada tempat makan tempe mendoan favorit di tepi waduk Sempor. Mendoan sendiri merupakan tempe biasa yang dibuat dengan dibungkus daun pisang. Perlu diketahui, tempe yang dibungkus dengan daun pisang memiliki cita rasa yang khas. Lebih gurih dan lebih nikmat di mulut daripada yang dibungkus dengan plastik. Sehingga, pada dasarnya tempe mendoan ini memiliki bau yang khas, bau yang agak menyerupai daun sangit, dan rasanya gurih.
Lalu bedanya bagaimana? Tempe goreng tepung sendiri adalah tempe yang digoreng dengan tepung yang merupakan kombinasi dari tepung gandum, bawang putih, kemiri, garam, loncang, dan agar sedikit renyah biasanya ditambah tepung beras. Untuk tepungnya, antara tempe mendoan dan tempe goreng tepung memang sama. Yang membedakan adalah tempenya. Jika tempe goreng tepung, biasanya menggunakan tempe-tempe yang dikemas dengan plastik, dan dipotong kecil-kecil. Biasanya berukuran 6x10 cm. Kadang ada juga yang menjual dengan bentuk tempe seperti limas segiempat yang dibungkus menggunakan daun. Sedangkan tempe pada mendoan, merupakan tempe yang khas, memiliki ukuran lebih kurang 11x20 cm. Dan setiap bungkus tempe mendoan yang besar itu, digunakan untuk 1 buah tempe mendoan. Bedanya, tempe pada tempe goreng tepung memiliki dimensi yang kecil, namun sedikit tebal. Sedangkan tempe pada tempe mendoan memiliki dimensi yang besar, namun tipis sehingga sangat mudah robek.
Jadi, setelah dapat pengetahuan ini, jangan salah kaprah lagi. Kalau ke warung gorengan, bilangnya beli tempe goreng tepung. Nanti klo salah lagi, inyonge bisa muring-muring...

Minggu, 05 Desember 2010

FILOSOFI BAJU JAWA

Ketika ada mantenan, terutama ala Jawa baik itu Jawa Solo atau Jawa Jogja, tentu sang temanten menggunakan baju jawa lengkap. Kemudian sang temanten akan berjalan perlahan-lahan, sambil terkadang menyincingkan jariknya supaya jalannya lebih cepat. Temanten, dan orang-orang yang menggunakannya seolah-olah merasa tidak nyaman menggunakan pakaian jawa lengkap itu.
Tentu pakaian Jawa lengkap ini punya filosofi. Setiap orang yang memakainya pasti berkata tidak nyaman, tidak bisa dipakai lari kalau tergesa-gesa, susah memakainya, susah melepasnya, sumpek, dan lain sebagainya. Sesungguhnya, gaya berpakaian inilah yang membuat orang Jawa jaman dahulu selalu bersikap santun, tidak tergesa-gesa dan sabar. Karena dengan menggunakan baju ini, orang tidak bisa bersikap semena-mena dan bebas seperti menggunakan kaos dan celana jeans. Dengan baju ini pula, orang dituntut untuk sabar dan tidka tergesa-gesa dalam bertindak. Sehingga, sering kita lihat orang Jawa rata-rata berwatak sabar, tidak grusa-grusu, tapi pemikirannya baik.
Lihat sekarang yang terjadi. Orang Jawa ilang Jawane. Bahkan, orang asli Solo ataupun Jogja sudah tidak bisa menggunakan pakaian Jawa lengkap ini. Kebanyakan lebih enjoy menggunakan kaos oblong merk luar negri dan jeans dengan harga yang mentereng. Inilah yang perlahan akan menghilangkan image sabar dan tidak mudah tergesa itu.

TRANS CILACAP-MAJENANG RUSAK, TANGGUNG JAWAB SIAPA??

Jumat, 3 Desember 2010 dan Sabtu, 4 Desember 2010, saya melewati jalan lintas selatan Jawa Tengah bagian barat, Buntu-Majenang. Harapan saya adalah jalan tersebut jalan yang baik, karena merupakan satu-satunya jalur terdekat yang menghubungkan Jogjakarta, Cilacap ke arah Ciamis, Tasikmalaya, Bandung. Tapi, yang ada justru sebaliknya. Jalanan rusak parah, hampir 85 %. Tidak ada jalan yang mulus tanpa lubang sepanjang 1 km. Rata-rata kurang dari 200 meter sudah ditemui lubang lagi.
Ini kemudian menjadi pertanyaan besar bagi sebagian besar pengguna jalan raya. Dari jalur lintas selatan yang ada di Jawa Tengah, jalan paling buruk adalah lintas selatan bagian barat. Bisa dilihat bahwa dari Bagelen Purworejo sampai Majenang Jawa Barat, rata-rata kondisi jalan rusak dan berlubang. Hanya pada ruas Karanganyar, Kebumen yang cukup lumayan. Sementara lintas selatan bagian timur, justru sebaliknya. Jalanan masih dalam kondisi layak, meskipun ada beberapa lubang menganga dan tidak rata, terutama lintas Wonosari-Wonogiri-Pacitan.
Kemudian pertanyaan yang muncul adalah mana peran pemerintah, terutama dinas terkait terhadap kondisi jalan ini? Tentu ini akan merugikan masyarakat sendiri karena hampir semua jalur masuk ke Bandung dari timur rata-rata rusak (via selatan, lintas Buntu-Majenang rusak parah. Lintas tengah, Prupuk, Brebes rusak parah, via utara pekalongan-pemalang rusak berat). Kemudian, patut dipertanyakan juga kemanakah larinya pajak yang selama ini dibayarkan? Lihat, berapa kerugian yang muncul akibat kerusakan jalan tersebut. Memalukan, karena itu adalah satu-satunya jalur menuju Bandung dari selatan Jawa.
Seharusnya pemerintah Jawa Tengah malu, karena begitu lepas Majenang dan masuk perbatasan Banjarpatroman Jawa Barat, jalanan langsung menjadi mulus.

Rabu, 01 Desember 2010

MENGINGAT INISIASI 2007 : DON'T GIVE UP

Sekilas jadi teringat Inisiasi 2007 De Britto. Bukan suatu yang berlebihan jika patut dibanggakan terhadap inisasi ini. Tujuannya bener-bener dapet : Siswa selalu berjuang keras dalam menghadapi hari-harinya di De Britto, De Britto menjadi kompak (buktinya 2 kali menjadi juara dalam suporter terbaik DBL dan ajang perlombaan basket lainnya). Berikut ini saya tulisken lagu jingle dan salam dalam Inisiasi De Britto 2007 : Don't Give Up. Makasih buat mas-mas dan bapak guru, Pak Joyo dan Pak Catur yang menjadi pembimbing Tatib yang benar-benar membuat kami disiplin dan lebih meresapi makna dari tema tersebut sehingga tema tersebut bukan hanya omong kosong belaka. Secara tegas, saya berkata, Inisiasi De Britto menghasilkan...

JINGLE INISIASI 2007

Satu satu JB memilihku
Dua dua ayo angkat bahu
Tiga-tiga salinglah membantu
Satu enam satu simbol sekolahku
(Lagu satu-satu aku sayang ibu)

Disini bukan anak-anak malas
Tempatnya para pekerja keras
Disana sini banyak rintangan
Selalu ingaaaat....
Jangan menyerah!!!
(Lagunya Slank)

Saat ini aku jadi peserta inisiasi
Bila aku lulus nanti ku akan jadi JB sejati
Rambut gondrong spatu sandal baju bebas tapi tetap jelas
Apa kau mengerti bahwa aku adalah
Siswa John de Brittooo...oooo.oooo
Ooooo...oooo...ooo
(Lagunya Gita Gutawa)

Sekarang ku tlah disini lewati hari penuh warna warni
Meski semuanya lelaki tak jadi masalah berarti
Meski ini hanya sementara kan berguna untuk selamanya
Saat inisiasi berakhir slalu terkenang di hati
(Lagunya Tipe-X)

Slalu di hati dihatiiii...
Slalu di hati....
Tetap dihati dihatiiii...
Tetap dihati....

SALAM INISIASI 2007

Kakak kakak kakak selamat sore kami ucapkan
Tolonglah kami dan bimbing kami hadapi inisiasi
Hari ini kami berjanji akan berbakti bagi guru dan sekolah ini
Walau peluh mencucuri kami tapi hati tetap berseri
(Lagunya Agnes Monica)

Bila kami salah tolonglah kakak semua jangan marah
Bersabarlah karna kami tidak akan pernah menyerah
Bila sore ini kami melakukan kesalahan lagi
Esok pagi kan kami perbaiki
(Lagunya Sinchan)

Ku terbang tinggi menuju angkasa
Meraih bintang menggapai semestaaa
Ku buat cita menjadi nyata
Raih segalanya, raihlah semua
Taklukan duniaaaaa
Jangan menyerah

Don't Give Up!!!!
(Ost KDI)